Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Ada Perang Dagang, Danantara, hingga Isu Sri Mulyani Mundur di Balik Anjloknya IHSG

Kompas.tv - 18 Maret 2025, 16:40 WIB
ada-perang-dagang-danantara-hingga-isu-sri-mulyani-mundur-di-balik-anjloknya-ihsg
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad bersama Ketua Komisi XI DPR RI Muhamad Misbakhun, Wakil Ketua Komisi XI Mohamad Hekal, Wihadi Wiyanto, serta Putri Komarudin dan Wakil Fauzi Amro disambut Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman dalam kunjungan ke Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (18/3/2025). (Sumber: ANTARA/ Muhammad Heriyanto)
Penulis : Dina Karina | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ekonom Keuangan dan Praktisi Pasar Modal Hans Kwee menilai, ada sentimen dalam dan luar negeri yang menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5 persen pada Selasa (18/3/2025).

Dari faktor global, perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dengan sejumlah negara membuat kondisi perekonomian dunia menjadi tidak pasti, serta meningkatkan risiko resesi.

"Perang dagang Donald Trump bikin negatif, bukan hanya ancaman tarif, tapi juga direalisasikan. Perang dagang juga membuat kondisi perekonomian susah ditebak karena saling balas (antar negara). Risiko resesi meningkat, indeks Dow Jones juga turun," kata Hans Kwee yang juga merupakan Co Founder PasarDana, saat dihubungi Kompas.tv, Selasa (18/3/2025).

Baca Juga: Bos BEI Sebut Anjloknya IHSG Hari Ini karena Sentimen Investor Asing terhadap Kebijakan Trump

Sedangkan faktor dalam negeri, investor menyikapi negatif defisit anggaran yang mencapai Rp31 triliun hingga akhir Februari 2025. Investor khawatir defisit akan terus melebar karena program-program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto butuh biaya besar. 

Namun menurut Hans, defisit terjadi karena implementasi Coretax yang lemah. Sebagai informasi, realisasi penerimaan pajak RI selama dua bulan pertama 2025, anjlok 30,19 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Hingga akhir Februari 2025, penerimaan pajak baru tercatat sebesar Rp187,8 triliun. Angka itu turun 30,19 persen dibandingkan akhir Februari 2024 yang sebesar Rp269,02 triliun.

Baca Juga: Dasco Tegaskan Sri Mulyani Tidak akan Mundur dan Kondisi Fiskal RI Kuat

"Asing juga lihat Danantara, mereka khawatir BUMN yang tergabung di sana dapat penugasan yang sebabkan profit mereka turun. Tapi sebenarnya kekhawatiran itu kurang berdasar, karena Danantara enggak mungkin kasih penugasan yang merugikan," ujar Dosen Program Magister Unika Atma Jaya ini.

Ditambah lagi, ada isu mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani sesudah Lebaran. Namun menurutnya, anjloknya IHSG itu hanya jangka pendek dan tidak akan berlangsung lama.

Biasanya, lanjut Hans, setelah pelemahan yang cukup dalam, IHSG akan kembali rebound. Lantaran banyak juga investor yang terpaksa menjual sahamnya karena margin mereka tipis. 

Baca Juga: Dasco dan Misbakhun ke BEI usai Pembekuan Perdagangan, Beri Dukungan agar Pasar Stabil

Sejauh ini, ia menilai respon pemerintah sudah cukup baik dengan adanya konferensi pers dari Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama DPR, dilanjutkan dengan keterangan Sri Mulyani yang rencananya digelar pada Selasa sore. 

Hans menegaskan, dampak trading halt yang dilakukan BEI hari ini belum terasa ke pasar keuangan.

"Tapi jika pelemahan IHSG terus berlanjut, maka investor asing akan melihat prospek Indonesia tidak bagus. Makanya pemerintah perlu menenangkan pasarnya, market perlu rebound," ucapnya.


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber :

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x