JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman menyatakan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah terjadi sejak pekan lalu.
Sedangkan pelemahan IHSG yang terjadi hari ini, Selasa (18/3/2025), kata dia, lebih disebabkan oleh faktor global.
Iman menyebut, pada perdagangan sesi I, Selasa, banyak investor asing yang melepas saham karena mencermati langkah-langkah pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
"Kalau kita lihat penurunannya hari ini sebagian besar asing, tentu saja mereka melihat update yang terjadi oleh Donald Trump itu memberikan dampak bagi penurunan indeks kita," kata Iman dalam konferensi pers di Gedung BEI, Selasa.
Baca Juga: Dasco Tegaskan Sri Mulyani Tidak akan Mundur dan Kondisi Fiskal RI Kuat
Sementara dari sisi fundamental kinerja perusahaan yang terdaftar sebagai emiten, kata dia, secara umum sangat bagus. Hal itu, sambungnya, berkaca dari laporan keuangan emiten pada 2024, yang sebagian besar lebih bagus daripada 2023.
Iman menyatakan, pembekuan perdagangan sementara (trading halt) yang dilakukan BEI hari ini sudah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yakni Surat Keputusan Direksi BEI Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat.
Sederet perintah eksekutif yang dikeluarkan Trump bukan hanya menekan IHSG, tapi juga nilai tukar rupiah. Seperti yang diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya.
Baca Juga: Dasco dan Misbakhun ke BEI usai Pembekuan Perdagangan, Beri Dukungan agar Pasar Stabil
Sri Mulyani menyebut pelemahan nilai tukar rupiah hingga bertengger di level Rp16.300 per dolar AS saat ini disebabkan kebijakan Trump.
Ia menerangkan, nilai tukar rupiah pada akhir 2024 sebenarnya sudah berada pada level Rp16.162 per dolar AS, dengan rata-rata level dalam setahun Rp15.847 per dolar AS.
Namun mendekati pelantikan Trump pada 20 Januari 2025, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.