JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkap, pemerintah akan membangun proyek kilang dengan kapasitas 500.000 barel di Sumatera.
Ia menyebut proyek itu sebagian akan didanai oleh Danantara. Bahlil juga berharap Pertamina dan investor lainnya bisa bergabung dalam proyek tersebut.
"Sebagian (didanai) Danantara, sebagian kami lagi mencari. Kalau memang Pertamina bisa ikut, itu jauh lebih baik,” kata Bahlil saat menjawab pertanyaan wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (7/3/2025).
Namun, ia belum dapat menyebutkan berapa porsi pembiayaannya nanti manakala telah mendapatkan investasi selain Danantara.
Baca Juga: Depan Presiden Prabowo dan Konglomerat RI di Istana, Ray Dalio: Saya di Sini Tidak untuk Uang
“Belum sampai ke situ ya,” ucap Bahlil seperti dikutip dari Antara.
Di lokasi terpisah, Bahlil menyebut daerah Sumatera menjadi lokasi pembangunan kilang minyak berkapasitas 500.000 barel itu karena pertimbangan bisnis.
“Ya, itu adalah pertimbangan bisnis ya,” kata Bahlil kepada wartawan saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (7/3).
Pembangunan kilang berkapasitas 500.000 barel itu jadi salah satu dari 21 proyek strategis terkait hilirisasi yang akan digarap pemerintah bersama swasta.
Baca Juga: Kata Budi Arie soal Pertemuan Hashim dan Jokowi di Solo, Bahas Partai Terbuka?
21 proyek tahap pertama itu butuh didanai dengan investasi sebesar 40 miliar dolar AS.
Bahlil menyampaikan bahwa proyek-proyek ini merupakan bagian dari target hilirisasi senilai 618 miliar dolar AS pada 2025.
Selain pembangunan kilang, beberapa proyek utama lainnya yang akan didanai mencakup pembangunan fasilitas penyimpanan minyak di Pulau Nipah Kepulauan Riau untuk memperkuat ketahanan energi nasional.
Ada juga proyek hilirisasi Dimethyl Ether (DME) berbahan baku batu bara sebagai substitusi impor LPG.
Baca Juga: UI Minta Disertasi Bahlil Direvisi, Begini Respons Golkar
Selain sektor energi, hilirisasi juga akan dilakukan pada komoditas lain seperti tembaga, nikel, bauksit hingga alumina, serta sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan.
Bahlil menegaskan bahwa pendanaan proyek-proyek ini tidak sepenuhnya bergantung pada investasi asing. Misalnya, hilirisasi Dimethyl Ether (DME).
Pemerintah akan terus meningkatkan jumlah proyek hilirisasi dalam tahap berikutnya untuk mencapai target 26 sektor komoditas yang telah diprioritaskan Presiden Prabowo.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.