Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Trump Dilantik 20 Januari, Indonesia Akan Ajukan Penurunan Tarif Dagang ke AS

Kompas.tv - 14 Januari 2025, 02:05 WIB
trump-dilantik-20-januari-indonesia-akan-ajukan-penurunan-tarif-dagang-ke-as
Pemenang Pilpres Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, berbicara dalam kampanye di Van Andel Arena, Grand Rapids, Michigan, Selasa (5/11/2024). (Sumber: AP Photo/Carlos Osorio)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, Indonesia akan mengajukan penurunan tarif dagang dengan Amerika Serikat (AS), seiring ditetapkannya Donald Trump sebagai pemenang Pilpres AS. Trump kemudian akan dilantik menjadi Presiden ke-47 AS pada 20 Januari 2025.

Airlangga mengatakan, upaya penurunan tarif dagang itu akan dilakukan melalui kerja sama bilateral antarkedua negara. Donald Trump diproyeksi akan menerapkan tarif impor yang tinggi dari sejumlah negara, termasuk Indonesia, untuk melindungi pelaku usaha di AS.

Baca Juga: Trump akan Jadi Presiden AS, Gubernur BI Sebut Risiko Perekonomian Global Makin Tinggi

"Kita sedang meminta supaya akan ada kerja sama ekonomi secara bilateral, supaya tarifnya kita turunkan," kata Airlangga usai acara IBC Business Competitiveness Outlook 2025 di Jakarta, Senin (13/1/2025). 

Ia menjelaskan, ada sejumlah skema kerja sama bilateral antara RI-AS yang bisa ditempuh. Salah satunya lewat perjanjian perdagangan bebas (free trade aggrement/FTA).

Airlangga menyampaikan, isu penerapan tarif dagang yang tinggi terhadap Indonesia oleh AS bukanlah hal baru. Lantaran sudah pernah diterapkan di periode pertama kepemimpinan Trump sebelumnya. 

Baca Juga: Kemendag Harap Kinerja Ekspor RI ke AS Tetap Meningkat di Bawah Proteksionisme Trump

"Bagi kita dengan Amerika, Amerika mengenakan tarif ke kita. Jadi Amerika itu mengenakan tarif untuk sepatu, untuk baju, dan berbagai komoditas kita. Sedangkan yang tidak dikenakan tarif adalah Vietnam. Jadi kita sudah agak imun dengan tarif yang dikenakan Amerika terhadap Indonesia," kata Airlangga seperti dikutip dari Antara.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani mendukung upaya pemerintah tersebut. Namun ia menyarankan, pemerintah harus lebih dulu memahami arah kebijakan dagang Trump saat menjabat nanti, terutama dampaknya terhadap China.

Baca Juga: Trump Menang Pilpres, Sri Mulyani Khawatir Kebijakan Tarif Impor Tinggi untuk ASEAN

"Tapi saya rasa kita perlu lihat dulu ini bagaimana kebijakan Trump, terutama dengan China ya, dengan China yang kelihatannya akan dikenakan tarif yang tinggi. Nah karena Indonesia kita juga punya surplus, apakah kita juga terimbas juga nih? Ini kita mesti menjadi perhatian kita," tutur Shinta.  

Meski ini bukan pertama kali pemerintah melobi AS terkait penurunan tarif dagang, Shinta mengatakan para pengusaha RI akan tetap mewaspadai kebijakan proteksionisme Trump.

"Jadi sebelumnya di era Presiden Trump sebelumnya kita sudah mulai menegosiasikan, misalnya seperti Limited Trade Deal. Pada waktu itu kan tujuannya juga untuk spesial tarif juga ya, untuk produk tertentu, kita pernah ngomong GSP (Generalized System of Preferences) dan lain-lain," ucapnya. 

Baca Juga: Kata WNI di Jepang soal Gempa Bumi Magnitudo 6,9 yang Picu Peringatan Tsunami

Adapun Kongres Amerika Serikat (AS) pada Senin (6/1) secara resmi mengukuhkan Donald Trump sebagai pemenang pemilihan presiden (pilpres) 2024, empat tahun setelah para pendukungnya menyerbu Gedung Capitol sebagai upaya untuk membatalkan hasil pilpres sebelumnya.

Sesi Kongres AS tersebut, dipimpin oleh wakil presiden AS saat ini sekaligus kandidat Partai Demokrat yang kalah dari Trump dalam pilpres, Kamala Harris.

Penghitungan akhir suara elektoral menunjukkan bahwa Donald Trump mendapatkan 312 suara elektoral, melampaui 270 suara yang dibutuhkan untuk memenangkan kursi kepresidenan, sementara Kamala Harris meraih 226 suara.

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Antara

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x