JAKARTA, KOMPAS.TV - Ajakan aksi frugal living atau hidup super hemat menggema di sosial media sebagai bentuk protes warganet atas rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen yang berlaku 2025.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, aksi frugal living memang memiliki dampak merugikan pemerintah.
Menurutnya, hal ini karena masyarakat akan mengurangi konsumsi rumah tangga dan akan memilih barang yang lebih murah sebagai bentuk berhemat.
Karena masyarakat mencari barang berharga murah, kenaikan PPN justru berpotensi membuat peredaran barang ilegal yang tidak dikenai pajak di dalam negeri semakin banyak.
Baca Juga: Ini Dampak Berantai Kenaikan PPN 12 Persen pada 2025 Buat Masyarakat, Siap-Siap Penurunan Daya Beli
Semakin tinggi pajak yang diterapkan terhadap barang, akan memicu peredaran barang-barang ilegal. Menurutnya, peningkatan barang impor ilegal akan berpotensi menghilangkan pemasukan pajak untuk negara.
"Ketika pemerintah hanya mengejar kenaikan tarif PPN, efek sampingnya masyarakat mungkin membeli barang-barang yang tidak dikenai tarif PPN," ujar Bhima, Minggu (17/11/2024) dikutip dari Kompas.com.
Bhima mengatakan, sebenarnya ajakan frugal living tidak perlu diserukan. Pasalnya, daya beli masyarakat otomatis akan menurun jika kenaikan PPN 12 persen tidak diimbangi dengan kenaikan gaji yang signifikan.
"Sebenarnya enggak perlu diberi seruan-seruan belanja di warung. Otomatis konsumsi masyarakat berubah ketika gaji atau pendapatan tidak sesuai kenaikan harga barang-barang," jelas dia.
Baca Juga: Mengingat Lagi Janji Kampanye Prabowo Tidak Akan Naikkan Pajak: Kalau Naik, Orang Pada Malas Kerja
Lantas, apa itu frugal living?
Frugal living adalah gaya hidup hemat atau irit terhadap pengeluaran agar dapat menabung lebih banyak, bahkan cenderung dinilai pelit oleh sebagian orang.
Melansir laman kemenkeu.go.id, frugal living diartikan sebagai konsep di mana seseorang mengalokasikan dana yang dimiliki dengan kesadaran penuh (mindful), dengan pertimbangan dan analisis yang baik disertai dengan strategi pencapaian tujuan keuangan masa depan yang jelas.
Seseorang yang mengadopsi frugal living akan memilih memasak sendiri daripada membeli makanan di luar, membeli produk tanpa mempedulikan merek, tidak memusingkan fesyen atau gawai yang terus-menerus up to date.
Dalam konsep frugal living, tindakan menjadi bertanggung jawab secara finansial dan berhati-hati harus dilakukan sebisa mungkin, mengelola uang dengan hati-hati, dan menghabiskan uang dengan sadar.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.