MAGELANG, KOMPAS.TV - Presiden Prabowo Subianto menargetkan Indonesia bisa mencapai swasembada pangan dalam 3-4 tahun. Ia pun meminta seluruh kementerian terkait untuk mendukung Kementerian Pertanian mengejar target tersebut.
Hal itu disampaikan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi usai menghadiri Retret Kabinet Merah Putih di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, Minggu (27/10/2024).
"Semua kementerian diminta untuk mendukung seluruh yang dibutuhkan oleh Kementerian Pertanian sebagai leading sector-nya untuk kita mengejar swasembada pangan tiga sampai empat tahun ke depan," kata Prasetyo seperti dikutip dari Antara.
Ia mengatakan, Presiden Prabowo menegaskan swasembada pangan harus tercapai karena Indonesia adalah negara agraris yang tidak boleh bergantung dengan negara lain untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Baca Juga: Cerita Swasembada Pangan Dua Presiden: Soeharto Sebut Kerja Raksasa, Prabowo dalam Tempo Singkat
"Kita ini negara agraris, tanah kita luas subur. Kita tidak boleh tergantung dengan negara lain untuk masalah kebutuhan bahan pangan," ujar Prasetyo mengutip pesan Prabowo.
Terkait swasembada pangan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memaparkan sejumlah strategi untuk mengejar target tersebut. Pada tahun ini, Kementan telah melakukan refocusing anggaran sebesar Rp1,7 triliun, untuk mencapai target produksi beras sebagai bagian dari upaya percepatan produksi pangan.
Saat memberikan materi di Akademi Militer Magelang, Sabtu (26/10), Amran mengungkap refocusing anggaran memberikan dampak surplus produksi 1,13 juta ton beras dengan nilai total mencapai Rp13,57 triliun.
"Kebijakan yang tepat ini berhasil meningkatkan produksi beras di Agustus-Oktober 2024 yang tercatat BPS," kata Amran kepada jajaran menteri Kabinet Merah Putih yang hadir dalam retret, dikutip dari laman resmi Kementan.
Baca Juga: Tancap Gas Jalankan Program Ekonomi Biru, Menteri KKP Siap Ganti Pejabat yang Lambat
Selain itu, Kementan mengimplementasikan strategi intensifikasi dan ekstensifikasi lahan pertanian. Intensifikasi dilakukan dengan pemanfaatan benih unggul, distribusi pupuk yang memadai, dan program pompanisasi di beberapa daerah sentra pangan seperti sekitar aliran Sungai Bengawan Solo, Cimanuk, dan Brantas. Ada juga upaya optimalisasi lahan rawa seluas 360.000 hektar juga menjadi fokus utama.
Sementara ekstensifikasi atau perluasan lahan pertanian dilakukan dengan mencetak sawah baru, yang targetnya seluas 3 juta hektar yang tersebar di beberapa daerah.
Antara lain Merauke dengan target 1 juta hektar, Kalimantan Tengah 500.000 hektar, Kalimantan Selatan 300.000 hektar, Sumatera Selatan 200.000 hektar, serta daerah lainnya seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Aceh, dan Sumatera Utara.
"Kementerian Pertanian juga akan melakukan revitalisasi terhadap bendungan baru untuk mendukung pengairan yang efektif dan efisien," ujar Amran.
Baca Juga: ART yang Masuk Satu KK dengan PNS, TNI/Polri, dan BUMD akan Dicoret dari DTKS
Kemudian, petani milenial dan generasi Z yang dilibatkan secara aktif dalam transformasi pertanian, dengan memanfaatkan potensi geografis dan topografi serta menyesuaikan dengan iklim dan budaya lokal.
Dengan beralih ke pertanian modern, diharapkan biaya produksi dapat ditekan hingga 50% dan produksi meningkat hingga 100%.
Sumber : Kompas.tv, Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.