BANJARNEGARA, KOMPAS.TV - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan pembangunan jalan tol tidak ada apa-apanya dibandingkan pembangunan jalan desa. Jokowi menyebut pemerintah baru membangun jalan tol 2.040 kilometer (km).
Sedangkan pembangunan jalan desa, disebut Jokowi sudah mencapai 350.000 kilometer. Hal itu disampaikan Jokowi dalam pertemuannya bersama para kepala desa se-Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (3/1/2024).
"Jalan tol enggak ada apa-apanya, hanya 2.040 kilometer. (Pembangunan) jalan desa (sudah mencapai) 350.000 kilometer karena kita memiliki 74.800 desa di seluruh Tanah Air ini. Kalau satu desa saja 5 kilo, berarti kali 75 berarti sudah 350 ribu jalan desa,” kata Jokowi dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden.
Baca Juga: Jokowi Sebut 37 Jembatan Callender Hamilton di Pulau Jawa Harus Diperbaiki
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu lalu menjelaskan, dana desa yang diberikan oleh pemerintah sangat besar jika dibanding dana pembangunan infrastruktur.
Adapun dana desa mulai diberikan pemerintah sejak tahun 2015.
“Jangan keliru, ini saya beri tahu, sampai saat ini sudah Rp539 triliun dana desa yang disalurkan ke desa-desa—Rp539 triliun, niku duit kathah sanget lho — uang gede banget, lho,” ujarnya.
Baca Juga: BPS: Inflasi Tahun 2023 2,61%, Terendah dalam 20 Tahun Terakhir
“Airport, niku gawe airport sedengan ngoten nggih (itu membangun bandara ukuran sedang ya) itu Rp2 triliun. Lha niki berarti dadi kiro-kiro 250 airport gedhe (Lha ini berarti jadi kira-kira 250 bandara besar). Bendungan niku Rp1 triliun, Rp1,5 triliun berarti dadi kira-kira 400 bendungan waduk, kalau dijadikan artinya uang itu gede sekali,” terangnya.
Jokowi berharap agar penggunaan dana desa ke depannya dapat digunakan dan dikelola untuk semakin memberikan manfaat bagi masyarakat.
Sebagai contoh, dalam membangun infrastruktur desa, seharusnya tidak membeli bahan-bahan bangunan dari luar daerahnya guna menjaga perputaran uang di desa.
Baca Juga: Jokowi Sebut Kenaikan Harga Beras Tak Setinggi di Negara Lain, tapi Jadi Penyumbang Inflasi 2023
“Oleh sebab itu sering saya ucapkan bolak-balik, beli batu batanya lokal di desa atau paling jauh di kecamatan, jangan diberi anggaran dana desa misalnya Rp1,5 miliar, belonjone teng (belanjanya di) Jakarta. Ketoke luweh (kelihatannya lebih) murah, tapi perputaran uang jadi berpindah dari desa ke Jakarta, balik lagi uangnya,” tuturnya.
“Biarkan uang itu beredar, meskipun harganya sedikit lebih mahal, tapi uangnya beredar di desa kita,” tandasnya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.