JAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan sejumlah alasan dirinya membangun infrastruktur besar-besaran sejak awal menjabat sebagai Presiden RI pada 2014.
Menurutnya, alasan pertama adalah untuk efisiensi biaya logististik.
Jokowi menyebut biaya logistik adalah hal pertama yang dilihat investor ketika ingin menanamkan uangnya di satu negara.
Hal tersebut ia sampaikan saat bertemu dengan para penggiat infrastruktur di Istana Negara, Jakarta, Senin (4/12/2023).
Baca Juga: Buwas jadi Komut Semen Indonesia Gantikan Rudiantara, Ini Daftar Terbaru Dewan Komisaris SIG
“Untuk apa kita prioritaskan infrastruktur? Yang pertama, dalam rangka efisiensi biaya logistik. Ini penting sekali. Dalam rangka kita berkompetisi, dalam rangka kita bersaing dengan negara-negara lain, efisiensi biaya logistik ini sangat penting, sehingga akan mempengaruhi daya saing investasi negara kita,” kata Jokowi dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.
“Enggak akan mungkin investor datang, kalau infrastruktur kita jelek. Mau ke sebuah pulau enggak bisa karena enggak ada airport, mau ke sebuah pulau enggak bisa karena enggak ada seaport, mau ke sebuah pulau enggak ada karena enggak ada jalan,” tambahnya.
Baca Juga: Jelang Akhir Tahun, Harga Cabai Rawit Tembus Rp128.000/Kg, Daging Sapi Capai Rp163.000/Kg
Alasan selanjutnya, karena Indonesia sebagai negara besar membutuhkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru.
Hal itu bisa terwujud jika ada infrastruktur yang dibangun di wilayah tersebut.
Berikutnya, Jokowi menilai infrastruktur juga penting untuk konektivitas sosial dan budaya.
“Infrastruktur itu juga mempersatukan. Karena ada airport, orang Aceh bisa langsung terbang ke Papua, dari Papua terbang ke Jawa, dari Jawa bisa terbang ke Kalimantan dan Sulawesi. Fungsinya, sekali lagi, juga mempersatukan,” ujarnya.
Baca Juga: Kemenag Cek Kelayakan Hotel di Mekkah dengan Fasilitas Minimal Bintang Tiga
Selain pertumbuhan ekonomi, hasil dari pembangunan infrastruktur itu adalah meningkatnya peringkat Indonesia dalam Global Competitiveness Index bidang infrastruktur. Yaitu dari peringkat ke-54 menjadi peringkat ke-51.
“Kenaikan itu karena kita membangun seperti yang tadi disampaikan oleh Pak Menteri PU. Ada 42 bendungan yang telah selesai dan nanti mungkin ada tambahan 15 atau 17 lagi bendungan di tahun 2024. Irigasi dibangun untuk 1,2 juta hektare. Jalan tol, ada tadi Pak Menteri PU sampaikan 2.143 kilometer, sebuah lompatan besar untuk kita,” terangnya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.