JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia memiliki potensi besar di bidang sumber daya tanaman hias yang dapat dijadikan peluang bisnis.
Terlebih, pasar tanaman hias hingga kini masih sangat luas, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Hal tersebut terungkap dalam sebuah talkshow bertajuk ”Peluang Bisnis Tanaman Sansevieria” pada Sabtu (30/9/2023) lalu di sela-sela penyelenggaraan hari ke-3 Floriculture Indonesia International (FLOII) Expo 2023, di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten.
FLOII Expo 2023 merupakan hasil kolaborasi Dyandra Event Solutions bersama Indonesian Aroid Society dan Pecinta Florikultura Indonesia (PFI), serta didukung Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai penyelenggaraan FLOII Expo 2023 dapat diakses melalui Instagram @floii_expo dan website https://floii-expo.com/en.
Narasumber talkshow ini adalah Owner of CV Istana Bunga Kaktus, Aldy Ridwan serta pebisnis tanaman hias, Wahyu Fahrudin dan Akhmad Istangin.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor tanaman hias Indonesia terus meningkat sejak pandemi Covid-19.
Contohnya pada tahun 2021, volume ekspor tanaman hias Indonesia mencapai 20.300 ton.
Jumlah ini meningkat sebanyak 11,5% dibandingkan dengan tahun 2020.
Nilai ekspor juga mengalami peningkatan, dari $19,9 juta pada tahun 2020 menjadi $21,9 juta pada tahun 2021.
Industri tanaman hias di dalam negeri juga menunjukkan potensi yang menjanjikan.
Produksi berbagai jenis tanaman hias di Indonesia tetap tinggi. Sebagai contoh, pada tahun 2022, produksi anggrek potong mencapai 6,79 juta tangkai, bunga anthurium sebanyak 2,07 juta tangkai, mawar sebanyak 169,1 juta tangkai, dan sedap malam sebanyak 118,32 juta tangkai.
Wilayah Jawa tetap menjadi sentra produksi berbagai jenis tanaman hias ini.
Akhmad Istangin juga mencatat, Indonesia memiliki banyak varian Sansevieria yang sering dikenal sebagai lidah mertua.
Sejak tahun 2007, Sansevieria sudah populer di kalangan pecinta tanaman hias, dan semakin banyak varian baru dengan bentuk daun yang cantik serta dinamis mulai muncul.
"Jadi, secara varian, begitu banyak ragam Sansevieria di Indonesia yang bisa dikembangkan untuk dijadikan sumber bisnis baru," kata Akhmad.
Baca Juga: Pameran Floriculture Indonesia International Expo 2023 Digelar di ICE BSD hingga 1 Oktober
Untuk mencapai efektivitas, pemasaran tanaman hias dapat dilakukan melalui media sosial.
Wahyu Fahrudin menjelaskan, masih ada banyak potensi penjualan tanaman hias yang bisa dioptimalkan di Indonesia.
Salah satu trik pemasaran yang efisien adalah melalui platform media sosial Instagram.
Melalui Instagram, dia mengaku dapat menjual hingga 400 pot tanaman hias, yang terdiri dari 20 jenis Sansevieria, setiap bulannya.
"Tips penjualan lewat media sosial adalah kemasan harus baik. Begitu pula bentuk alamiah tanaman juga berpengaruh penting untuk menarik minat pembeli," ujarnya.
Aldy Ridwan kemudian memberikan tips tentang bagaimana memenangkan peluang di pasar ekspor tanaman hias.
Dia telah memulai ekspor tanaman hias jenis Sansevieria sejak tahun 2018.
Menurutnya, pasar Eropa sangat tertarik pada jenis Sansevieria, terutama karena banyaknya varian yang tersedia di Indonesia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.