JAKARTA, KOMPAS.TV- Bank Indonesia (BI) menyatakan, uang Rupiah tidak bisa dipalsukan karena untuk mencetak menggunakan teknologi canggih yang hanya diketahui oleh bank sentral.
Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim mengatakan, kalaupun ada yang mencoba memalsukan Rupiah tidak akan mirip dengan aslinya.
“Pemalsuan Rupiah tidak akan bisa mirip dari sisi apa pun,” kata Marlison seperti dikutip dari Antara, Jumat (18/8/2023).
Ia menerangkan, ada tiga hal yang menjaga keaslian Rupiah. Pertama, dari sisi yang kasat mata dan bisa dirasakan saat diraba. Kedua, dari sisi cash holder atau penggunaan uang yang dilengkapi dengan teknologi ultraviolet.
Baca Juga: WhatsApp Hadirkan Fitur Baru, Bisa Kirim Foto Kualitas HD
Kemudian ketiga, yaitu ada teknologi pada titik-titik tertentu yang hanya diketahui oleh BI.
“Untuk level pertama yang diraba dan dilihat saja sangat mudah membedakan mana yang uang asli dan mana yang uang palsu, belum ke level-level yang lain,” ujar Marlison.
Ia menambahkan, dalam pencetakan Rupiah menggunakan tinta khusus yang tidak diperjualbelikan secara bebas serta mesin cetak yang juga khusus dan terbatas.
Hal itu semakin membuat Rupiah semakin sulit dilakukan. Pasalnya, biasanya pemalsuan uang dilakukan hanya menggunakan laser printer dengan kertas biasa.
Baca Juga: Gaji ASN dan Pensiunan Naik di 2024, Anggota DPR: Menyesuaikan Inflasi, Harga-Harga Naik
Sedangkan Rupiah didesain dengan teknologi khusus yang tidak bisa dideteksi oleh mesin lain untuk dicetak ulang, seperti melalui mesin fotokopi.
“Kalau hanya sekadar print laser saja, itu sudah tidak akan bisa. Kalau Rupiah difotokopi, meski berwarna, tapi ada teknologi terkini yang kalau keluar hasilnya berwarna hitam. Karena di dalamnya ada sebuah teknologi tersembunyi,” tuturnya.
Di sisi lain, kejahatan pemalsuan uang akan tetap ada di berbagai negara. Tapi Rupiah akan aman dari pemalsuan uang. Ia juga menyebut desain keamanan Rupiah sudah diakui dunia.
Pada 2022, Rupiah dinobatkan sebagai seri uang kertas baru terbaik di dunia oleh International Association of Currency Affairs (IACA).
Baca Juga: MenPANRB Terbitkan SE, 50 Persen ASN yang Berkantor di DKI akan WFH Per 28 Agustus-7 September
IACA menilai Rupiah memiliki inovasi dan keunikan fitur keamanan, integrasi unsur sejarah dengan konten lokal yang berkaitan dengan negara penerbit, efektivitas dari integrasi fitur keamanan, serta estetika tampilan dan desain uang kertas.
“Kalau pemalsuan itu di setiap negara selalu ada, tetapi kalau Rupiah itu sudah tidak akan bisa,” tandasnya.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.