JAKARTA, KOMPAS.TV - TikTok Indonesia membantah bakal menjalankan Project S di Indonesia.
Sejak meluncurkan TikTok Shop di Indonesia, TikTok Indonesia telah memutuskan untuk tidak membuka bisnis lintas batas (cross border) atau yang disebut dengan Project S.
Project S merupakan platform elektronik niaga dari perusahaan induk TikTok, ByteDance, yang diluncurkan di Inggris pada Juni 2023.
Berbeda dengan TikTok Shop, Project S menjual produk langsung ke konsumen dari berbagai negara, mirip dengan model bisnis Amazon.
"Ini adalah komitmen kami untuk mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal di Indonesia,” kata Head of Communications TikTok Indonesia Anggini Setiawan, dikutip dari Kompas.com pada Jumat (28/7/2023).
Dia menegaskan bahwa TikTok berkomitmen untuk memberdayakan UMKM lokal, dan setiap penjual di platform TikTok Shop adalah pengusaha mikro lokal yang telah diverifikasi melalui Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau paspor Indonesia.
"Sejalan dengan misi pemerintah Indonesia untuk memberdayakan UMKM lokal, dengan tegas kami menyatakan bahwa 100 persen penjual platform kami memiliki entitas bisnis lokal yang terdaftar atau adalah pengusaha mikro lokal dengan verifikasi KTP atau paspor,” jelasnya.
Baca Juga: Tiktok Berencana Buka e-Commerce di Amerika Serikat Jual Barang dari China
Anggini juga membantah adanya dugaan bahwa TikTok berencana untuk membuka bisnis lintas batas di Indonesia.
Sebelumnya, laporan dari Financial Times menyebutkan tentang pengumpulan data produk laris melalui algoritma data dari platform e-commerce TikTok di Inggris, yaitu Trendy Beat.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa Trendy Beat akan memasukkan produk dari perusahaan terafiliasi atau dari negeri asal ByteDance, China, untuk dijual secara internasional.
Menurut Anggini, TikTok telah memberikan keterangan kepada Kementerian Koperasi dan UKM untuk mengklarifikasi informasi yang beredar di media dan online mengenai TikTok Shop.
"Tidak benar bahwa kami akan meluncurkan inisiatif lintas batas di Indonesia," tegasnya.
"Kami tidak berniat untuk menciptakan produk e-commerce sendiri atau menjadi wholesaler yang akan berkompetisi dengan para UMKM Indonesia yang telah onboarding lewat platform TikTok,” terang Anggini.
Ia juga menegaskan bahwa inisiatif e-commerce yang diadakan oleh TikTok Indonesia disesuaikan dengan kebutuhan pasar domestik, karena apa yang berhasil di pasar lain belum tentu akan berhasil di Indonesia.
Baca Juga: TikTok Sebut Tidak Ada Project S di Indonesia: Kami Tak Berniat Berkompetisi dengan UMKM Lokal
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.