JAKARTA, KOMPAS.TV- Pekan lalu, publik dihebohkan dengan peristiwa sebuah truk yang ditabrak KA Brantas di perlintasan sebidang Jalan Madukoro, Semarang, Jawa Tengah. Kereta Brantas yang sedang melaju menabrak truk yang mogok di tengah rel, hingga mengakibatka truk meledak dan lokomotif kereta rusak.
Pihak KAI menyatakan, kereta api memang tidak bisa berhenti mendadak meski masinis kereta sudah melihat ada kendaraan melintang di tengah rel. Ada faktor-faktor tertentu yang harus dipenuhi untuk pengereman kereta api. Jika masinis memaksakan rem mendadak, justru bisa membuat gerbong kereta terguling dan membahayakan banyak penumpang.
Mengutip dari laman resmi PT KAI, Senin (24/7/2023), berikut adalah jarak pengereman kereta api untuk bisa berhenti di satu titik:
Simulasi Jarak yang Dibutuhkan Lokomotif untuk Berhenti (kecepatan/jarak):
Baca Juga: Kronologi dan Dampak Kecelakaan Kereta Api Gajayana dan Truk Gandeng di Kertosono
"Perhitungan di atas adalah simulasi di wilayah Daerah Operasi 8 Surabaya. Perhitungan dapat berbeda, tergantung faktor-faktor yang memengaruhi jarak pengereman," tulis KAI.
Adapun faktor yang berpengaruh pada jarak pengereman yaitu:
1. Kecepatan kereta api. Semakin tinggi kecepatan kereta api, maka semakin panjang jarak pengereman.
2. Kemiringan/lereng (gradient) jalan rel (datar, menurun, atau tanjakan).
3. Persentase pengereman yang diindikasikan dengan besarnya gaya rem.
4. Jenis kereta api (kereta penumpang/barang).
5. Jenis rem (blok komposit/blok besi cor).
6. Kondisi cuaca.
7. Dan berbagai faktor tekhnis lainnya.
VP Public Relations KAI Joni Martinus menjelaskan, hal yang menyebabkan kereta api tidak dapat berhenti mendadak adalah karena panjang dan bobot kereta api. Makin panjang dan berat rangkaiannya, maka jarak yang dibutuhkan kereta api untuk dapat benar-benar berhenti akan semakin panjang.
Baca Juga: Ingin Jadi Masinis Kereta Api di PT KAI? Pahami 7 Tahapan yang Harus Dilalui
Di Indonesia, rata-rata 1 rangkaian kereta penumpang terdiri dari 8-12 kereta (gerbong) dengan bobot mencapai 600 ton, belum termasuk penumpang dan barang bawaannya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.