JAKARTA, KOMPAS.TV - Sebelum era kemerdekaan Republik Indonesia (RI), bisa dikatakan sebagai masa ketidakberpihakan terhadap kaum perempuan di nusantara khususnya dalam bidang pendidikan.
Pada masa itu, banyak diskriminasi yang terjadi antara laki-laki dan perempuan. Beberapa perempuan tidak diperbolehkan mengenyam pendidikan tinggi, harus melaksanakan pingitan, serta tidak diberikan ruang gerak yang setara dengan laki-laki.
Kemudian hadir sosok perempuan yang masa mudanya dihabiskan untuk memperjuangkan pendidikan di Indonesia. Namanya memang tidak seharum RA Kartini, namun perjuangannya begitu membekas untuk bangsa ini. Ia adalah Rahmah El-Yunusiyah
Rahmah merupakan satu dari sedikit perempuan di zaman pra-kemerdekaan yang beranggapan bahwa perempuan memiliki hak belajar dan mengajar yang sama dengan kaum laki-laki. Bahkan dibandingkan laki-laki, perempuan juga mampu memiliki kecerdasan yang tak kalah hebat.
Atas jasa-jasa memperjuangkan hak perempuan atas pendidikan, terutama pendidikan Islam. Rahmah diberi gelar Bintang Mahaputra Adipradana.
Baca juga: Mengenang Hadratusyaikh Hasyim Asy ari, Ulama Pendiri NU yang Wafat 7 Ramadan 1336 H
Masa Muda Rahmah El-Yunusiah
Dikutip dari laman resmi Suara Muhammadiyah, Rahmah lahir di Padang Panjang, Sumatra Barat, pada 29 Desember 1900 dan wafat pada 26 Februari 1969.
Rahmah berasal dari keluarga terpandang dan religius. Ia merupakan anak bungsu dari empat bersaudara pasangan Syekh Muhammad Yunus dan Rafi’ah.
Ayahnya adalah seorang qadhi (hakim agama) di wilayah Pandai Sikat yang juga ahli dalam ilmu falak. Kakeknya adalah Syekh Imaduddin, ulama terkenal Minangkabau dan tokoh Tarekat Naksyabandiah.
Selama hidupnya, Rahmah tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Ia mendapat pendidikan awal mulanya dari ayahnya. Itu pun hanya hanya sebentar karena sang ayah meninggal ketika ia masih sangat muda. Sepeninggal sang ayah, Rahmah kemudian mendapat bimbingan langsung dari kakak-kakaknya yang ketika itu telah dewasa.
Kemampuannya dalam membaca dan menulis Arab dan Latin diperoleh dari kedua orang kakaknya, Zainuddin Labay El-Yunusy dan Muhammad Rasyad. Ia kemudian belajar ilmu agama pada sejumlah ulama terkenal Minangkabau.
Baca juga: Kisah Ukasyah, Ahli Surga yang Justru Ingin Mencambuk Rasulullah
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.