JAKARTA, KOMPAS.TV - Rasa yang enak, sensasi renyahnya, dan mudah untuk didapat, membuat gorengan menjadi kudapan favorit masyarakat Indonesia terlebih untuk berbuka puasa.
Tapi tak dapat dipungkiri, segala jenis makanan yang digoreng tentu banyak mengandung lemak trans dan lemak jenuh.
Sehingga gorengan sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi berlebihan, terutama saat buka puasa, karena dapat memicu gangguan pencernaan.
Baca Juga: Dari Obesitas sampai Gangguan Pencernaan, Setop Makan Berlebihan saat Sahur dan Buka Puasa
Menurut Dosen Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB), Karina Rahmadia Ekawidyani, gorengan sebaiknya tidak dijadikan sebagai takjil untuk berbuka puasa.
Karina menjelaskan, gorengan termasuk makanan yang kandungan lemaknya tinggi, sehingga akan sulit dicerna dibandingkan yang kandungan karbohidrat tinggi.
Baca Juga: Bisa Picu GERD, Ini Bahaya Tidur Setelah Makan Sahur
"Padahal selama berpuasa, sistem pencernaan beristirahat selama setengah hari. Kemudian saat makan makanan tinggi lemak, sistem pencernaan harus bekerja lebih berat," kata Karina seperti dikutip dari kanal Youtube IPB, Minggu (25/4/2021).
Yang lebih mengkhawatirkan lagi, ketika berbuka puasa dengan gorengan, yakni munculnya beberapa gangguan pencernaan.
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Kurma Dianjurkan untuk Berbuka Puasa
Mulai dari sakit perut, mual-mual, mulas, hingga memicu naiknya asam lambung, terutama bagi para penderita GERD atau Gastroesophageal reflux disease.
"Makanan yang tinggi lemak bisa memicu asam lambung. Bayangikan perut yang kosong, asam lambungnya meningkat. Kalau yang punya maag pasti perih banget," ujar Karina.
Baca Juga: Agar Tak Dehidrasi Saat Puasa, Ini 5 Tips untuk Pengendara Motor
Agar tak mengganggu sistem pencernaan saat menjalankan ibadah puasa, Karina menganjurkan untuk memberi jeda dulu saat hendak makan gorengan.
"Paling tidak ada makanan yang masuk lebih dulu ke perut baru makan gorengan. Jumlahnya juga harus dibatasi, lemak ini bisa menumpuk dan berisiko jadi obesitas atau kegemukam," tandas Karina.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.