JAKARTA, KOMPAS.TV- Momen pemilihan presiden 2014 berlangsung pada 9 Juli 2014 di tengah suasana bulan suci Ramadan. Ketika itu pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla melawan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.
Suasana pilpres kala itu sangat panas. Hal itu bisa dilihat dari liputan media, komentar para pendukung masing-masing calon dan riuhnya media sosial seperti twitter dan facebook, yang saat itu mulai digunakan sebagai sarana kampanye kedua pasangan calon.
Bahkan, ketika mengumumkan awal Ramadan pada sidang isbat, Menteri Agama Lukman Hakim Sjaifuddin berharap datangnya bulan suci Ramadan 1435 Hijriah mampu mendinginkan suhu politik di Indonesia. Lukman melihat suasana jelang bergulirnya Pemilu Presiden 2014 semakin hari kian memanas.
Baca Juga: Luhut Kenang Anies Saat Jadi Timses Jokowi di Pilpres 2014
"Saya lihat di media suhunya makin memanas, semoga Ramadhan bisa mendinginkan suhu yang panas itu," kata Lukman di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat 27 Juni 2014.
Sementara Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin yang hadir dalam sidang isbat berharap situasi politik yang sedang memanas memerlukan keterlibatan semua pihak untuk memastikan pilpres tahun ini berjalan lancar dan damai.
Din berharap kedua kubu yang bertarung di pilpres dapat lebih bijak dalam memanfaatkan momentum Ramadhan dengan kegiatan kampanye.
"Seruan kita agar semua pihak menjaga kesucian Ramadan, jangan sampai puasa atau tempat ibadah dijadikan ajang kampanye, apalagi kampanye hitam," katanya.
Baca Juga: Pilpres 2019, Ulangan Pilpres 2014?
Pemilihan presiden tahun 2014 merupakan pemilihan presiden langsung ketiga di Indonesia. Pemilihan presiden ini akhirnya dimenangi pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan perolehan suara sebesar 53,15%, sementara pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa memperoleh suara sebesar 46,85% sesuai dengan keputusan KPU RI pada 22 Juli 2014.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.