JAKARTA, KOMPAS.TV – Bulan Ramadan disebut pula bulannya Al-Qur’an. Sebab pada pada bulan ini, terjadi peristiwa besar dalam sejarah Islam. Yaitu, tepat pada 17 Ramadan, 13 tahun sebelum hijrah, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama. Ini sekaligus menjadi awal diturunkannya Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia.
Dalam Surat Al-Baqarah ayat 185 disebutkan:
"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)".
Kepala Unit Percetakan Al-Qur’an Ditjen Bimas Islam Kemenag Jamaluddin M. Marki yang dikutip dari kemenag.go.id mengatakan tadarus Al-Qurán di bulan Ramadan menjadi sangat spesial, karena tidak hanya semata mengabadikan konteks waktu diturunkannnya Al-Quran, namun juga menjadi ladang amal kebaikan.
Menurutnya, banyak hadist Rasulullah yang menjelaskan keutamaan membaca Al-Qur’an, di antaranya adalah:
“Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut. Satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya. Dan aku tidak mengatakan “Alif Laam Miim” satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, No. 6469)
Baca juga: Tips Mengajarkan Anak untuk Puasa Pertama Kali
Menurut Jamaluddin, ada beberapa tips agar dapat mengkhatamkan al-Qur’an di bulan Ramadan, yaitu:
Pertama, menggunakan jumlah Juz dalam Mushaf Al-Qur’an.
Caranya gunakan Mushaf Al- Qur’an yang dicetak per-juz, biasa disebut mushaf khataman. Satu juz berisikan 11 lembar atau 22 halaman.
Gunakan sistem target, jika 1 hari dibaca 1 juz dalam sebulan akan khatam. Mushaf Al-Qur’an terdiri dari 30 juz yang panjangnya bervariasi, jadi target yang harus dicapai adalah membaca 1 juz setiap hari.
Kedua, menggunakan jumlah lembar dalam tiap Juz Al-Qur’an.
Apabila dirasakan berat untuk menamatkan 1 juz di satu waktu, misalnya selesai tarawih atau Subuh, dapat dipertimbangkan tips yang satu ini, yaitu dengan membagi jumlah lembar dalam 1 juz kemudian dibaca setiap selesai shalat wajib.
Mushaf Al-Qur’an yang umum beredar di Indonesia, rata-rata dalam 1 juz terdapat 9-10 lembar (ada juga yang lebih).
Sebagai contoh jika dalam juz pertama terdapat 10 lembar, kemudian dibagi dengan 5 (waktu shalat), maka tiap selesai shalat hanya akan membaca 2 lembar saja.
Lebih enteng bukan? dan pastinya si pembaca juga merasa tidak terlalu berat dan tetap bisa menamatkan 1 juz per hari. Silahkan diatur saja dalam membagi jumlah lembar tiap juz lainnya dengan 5 waktu shalat.
Baca juga: Keutamaan 10 Hari Pertama Ramadan, Allah SWT Berikan Rahmat-Nya
Ketiga, menggunakan jumlah lembar (halaman) Mushaf Al-Qur’an.
Jumlah halaman pada mushaf Al-Qur’an berbeda-beda. Sebagai contoh, Mushaf Al-Quran Standar Indonesia (MSI) yang di cetak oleh Unit Percetakan Al-Qur’an Kementerian Agama memiliki 604 halaman. Agar bisa khatam hingga akhir bulan Ramadan ini (dengan asumsi 29 hari), maka setiap hari harus membaca 21 atau 22 halaman.
Ini bisa dibaca dengan variasi waktu kapan pun dalam 1 hari tersebut, dengan target 21 halaman per hari.
Jika tidak bisa menyelesaikan 11 lembar (21 halaman) sekaligus, sebaiknya bawa selalu mushaf Al-Qur’an (atau gunakan aplikasi Al-Qur’an Digital pada smart phone) dan manfaatkan waktu-waktu luang.
Misalnya, saat jam istirahat kantor/sekolah, saat macet di jalan atau menunggu angkutan umum atau di dalam kendaraan, dan kondisi lainnya.
Selamat mencoba!
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.