JAKARTA, KOMPAS TV - Anggota Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, mempertanyakan PT Pertamina (Persero) yang tak kunjung menurunkan harga bahan bakar minyak atau BBM.
Politikus Partai Gerindra itu merasa perlu menanyakan hal tersebut karena kini harga minyak mentah dunia sedang anjlok cukup tajam, yakni menyentuh angka di bawah US$ 30 per barel dalam beberapa waktu terakhir.
“Kan hanya 3 bulan, masa Pertamina enggak mau rugi sedikit? Kalau kurang tinggal minta sama pemerintah, karena semua rakyat sekarang sudah berteriak," kata Andre dalam rapat dengar pendapat bersama Pertamina.
Baca Juga: Sri Mulyani: Harga Minyak Dunia Bisa Anjlok Sampai US$18 Per Barel, Akankah Harga BBM Turun?
Menanggapi pertanyaan tersebut, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, menuturkan pihaknya belum akan menurunkan harga BBM dalam waktu dekat kendati ada desakan dari berbagai pihak.
Menurut dia, wewenang penurunan harga BBM ada pada Kementerian E nergi dan Sumber Daya Mineral. Untuk itu, pihaknya hanya bisa melakukan sejumlah upaya seperti pemberian diskon harga BBM.
“Penetapan harga BBM ini very regulated. Kami setiap bulan mengikuti formula yang ditetapkan Kementerian ESDM, ketetapannya ada di pemerintah. Hari ini memang belum ada penurunan, namun secara korporasi kami berikan diskon. Kami melakukan langkah yang secara korporasi boleh dilakukan," ujar Nicke.
Sementaraitu, mantan Wakil Menteri ESDM, Rudi Rubiandini, mengaku punya hitung-hitungan sendiri soal penyesuaian harga BBM yang harus dilakukan menyusul turunnya indikator pembentuk harga.
"Apalagi sekarang sudah harusnya turun sejak sebulan lalu, sehingga kewajiban menurunkan harga BBM sudah sangat mendesak,” ujar Rudi dalam keterangan resminya.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok, Lantas Bagaimana Dampaknya dengan BBM?
Rudi mengungkapkan, penyesuaian harga BBM jangan sampai mengeksploitasi masyarakat dengan harga yang tinggi, serta jangan pula membebani pemerintah lewat subsidi dengan harga yang terlalu rendah.
Berdasarkan perhitungannya, Rudi mengungkapkan, Pertamina dapat menerapkan harga baru pada rentang Rp5.500 hingga Rp6.000 per liter.
Rudi menambahkan, negara-negara tetangga bahkan telah melakukan penyesuaian harga, sebut saja Malaysia.
Sebagai perbandingan, saat ini harga Ron 95 (Pertamax) Malaysia ada di kisaran 1,25 Ringgit atau setara dengan Rp4.500 per liter.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.