JAKARTA, KOMPAS.TV- Neraca perdagangan Indonesia Januari 2023 mengalami surplus sebesar 3,87 miliar dollar AS (Rp 58,95 triliun; kurs US$ = Rp15.232,5) pada Januari 2023.
Surplus terdiri dari nilai ekspor yang mencapai 22,31 miliar dollarAS, atau turun 6,36 persen dibanding ekspor Desember 2022. Sedangkan dibanding Januari 2022, nilai ekspor naik sebesar 16,37 persen.
Lalu nilai impor Indonesia Januari 2023 mencapai 18,44 miliar, turun 7,15 persen dibandingkan Desember 2022 atau naik 1,27 persen dibandingkan Januari 2022.
“Neraca perdagangan Indonesia ini surplus selama 33 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” ungkap Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah.
Baca Juga: 2 Usulan BPH Migas soal Pembatasan Pertalite: Cuma untuk Motor atau Mobil di Bawah 1.400 CC
Habibullah memaparkan, nilai surplus berasal dari sektor nonmigas sebesar 5,29 miliar dolar AS. Namun sektor migas mencatat defisit senilai 1,42 miliar dolar AS, dengan komoditas penyumbang defisit minyak mentah dan hasil minyak.
Lalu untuk neraca perdagangan nonmigas tercatat surplus 5,29 miliar dolar AS dengan komoditas penyumbang surplus utama yaitu bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati serta besi dan baja.
"Tiga negara dengan surplus neraca perdagangan nonmigas terbesar pada Januari 2023 yaitu Amerika Serikat, Filipina dan India," ucap Habibullah.
"AS menyumbang surplus sebesar 1.174,3 juta dolar AS pada komoditas mesin/perlengkapan elektrik serta bagiannya, pakaian dan aksesorisnya bukan rajutan, lemak dan minyak hewan/nabati," tambahnya.
Baca Juga: Garuda Turunkan Harga Tiket Pesawat untuk Jemaah Haji Jadi Rp32,7 Juta, Ini Penjelasan Dirut
Kemudian dengan Filipina, ada surplus sebesar 909,2 juta dolar AS, terbesar dengan komoditas bahan bakar mineral, kendaraan dan bagiannya, besi dan baja. Sedangkan India, 810,5 juta dolar AS terbesar pada bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, besi dan baja.
Sedangkan tiga negara dengan neraca perdagangan defisit terdalam pada Januari 2023 yaitu, Thailand, Australia dan Argentina. Thailand defisit sebesar 398,8 juta dolar AS, defisit terdalam terjadi pada komoditas gula dan kembang gula, plastik dan barang dari plastik, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya.
Selanjutnya Australia defisit sebesar 353,1 juta dolar, defisit terdalam pada serealia, bahan bakar mineral, logam mulia, perhiasan dan permata. Sedangkan Argentina 247,1 juta dolar AS ampas dan sisa industri makanan, serealia, mentega, susu dan telur.
Habibullah menyampaikan pada tinjuan khusus dalam rangka ASEAN Indonesia 2023, neraca perdagangan Indonesia dengan ASEAN memiliki total ekspor sebesar 3,93 miliar dolar AS dan impor 2,51 miliar dolar AS.
Baca Juga: Konsumen Meikarta Bisa Dapat Pengembalian Dana Lewat Skema Titip Jual, Pimpinan DPR Ungkap Prosesnya
Maka pada Januari 2023 neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar 1,42 miliar dolar AS dengan negara-negara ASEAN. Sepanjang 2022, Indonesia membukukan surplus perdagangan sebesar 20,4 miliar dolar AS dengan ASEAN.
"Dalam lima tahun terakhir nilai surplus neraca perdagangan Indonesia dengan ASEAN terus meningkat dan meneguhkan peran ASEAN dalam perdagangan luar negeri Indonesia," kata Habibullah.
Surplus terbesar berasal dari Filipina, yaitu sebesar 909,1 juta dolar AS, sementara untuk defisit terbesar dengan Thailand sebesar 398,8 juta dolar AS.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.