JAKARTA, KOMPAS.TV- Tesla dikabarkan akan berinvestasi dan membangun pabrik di Indonesia. Mengutip Strait Times, Kamis (12/1/2023), Tesla hampir menutup kesepakatan awal untuk mendirikan pabrik di Indonesia.
Informasi itu didapat dari beberapa sumber yang tak bisa disebutkan namanya, yang mengetahui masalah tersebut.
Dalam laporan itu, dinyatakan jika Tesla ingin memanfaatkan cadangan nikel Indonesia yang merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik.
"Pabrik tersebut akan memproduksi sebanyak 1 juta mobil per tahun, kata orang-orang, sejalan dengan ambisi Tesla agar semua pabriknya secara global mencapai kapasitas tersebut," tulis laporan Strait Times.
Baca Juga: Soal Kabar Investasi Tesla di RI, Luhut: Kita Tunggu Apa yang Terjadi
Namun, kesepakatan belum ditandatangani dan kesepakatan masih bisa gagal. Terkait hal ini, Bos Tesla Elon Musk hanya mencuit jika media harus berhati-hati jika menulis artikel berdasarkan sumber yang namanya tak disebutkan.
Di sisi lain, Elon Musk tidak membantah kabar tersebut.
"Please be cautious about writing articles citing “unnamed sources”, as they are frequently false," cuit Elon Musk, Kamis (12/1).
Sementara itu, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mempersilakan media untuk meminta penjelasan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Lantaran perkembangan rencana investasi Tesla dipegang oleh Luhut Binsar Pandjaitan.
Baca Juga: Misi Luhut ke AS Bulan Depan, Bikin "Pecah Telor" Investasi Tesla di RI
"Menyangkut EV battrey, kebetulan saya ditugaskan oleh Pak Presiden, itu ada dua, satu Foxconn dan satu Tesla. Kebetulan Foxconn adalah tugas saya dan Alhamdulillah, sekarang mereka telah selesai dan telah melakukan investasi Indonesia, yang kedua terkait Tesla. Tesla ini dipimpin langsung Pak Menko (Luhut Pandjaitan). Jadi silakan bertanya ke Pak Menko yang tahu perkembangannya. Jadi sudah bagi-bagi tugas," tutur Bahlil dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (11/1/2023).
Kompas TV juga sudah menanyakan hal ini kepada Juru Bicara Kementerian Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi, namun hingga berita ini ditulis ia belum memberikan tanggapan.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.