JAKARTA, KOMPAS.TV- Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyatakan, pihaknya menjual tiket sesuai ketentuan tarif batas bawah hingga tarif batas atas yang ditetapkan Kementerian Perhubungan.
"Dapat kami sampaikan juga bahwa pada periode peak season ini, tidak terdapat kenaikan harga tiket dimana Garuda secara konsisten juga tetap memberlakukan harga tiket sesuai ketentuan tarif batas atas dan tarif batas bawah," kata Irfan dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas TV, Rabu (14/12/2022).
Dengan menjual tiket tak melebihi tarif maksimal, Irfan menargetkan peningkatan trafik penumpang hingga 20 persen pada bulan Desember 2022 dibandingkan November lalu.
"Proyeksi peningkatan ini tentunya akan sejalan dengan pertumbuhan pendapatan operasi khususnya dari lini pendapatan penumpang. Proyeksi pertumbuhan trafik penumpang ini akan bergerak dinamis sejalan dengan perkembangan demand masyarakat melakukan perjalanan di akhir tahun," tuturnya.
Baca Juga: Kemenhub Akui Semua Maskapai Terapkan Tarif Batas Atas Jelang Libur Nataru 2023
Untuk melayani meningkatnya permintaan, Garuda menambah frekuensi penerbangan khususnya pada rute penerbangan yang memiliki demand tinggi. Diantaranya seperti rute Jakarta - Makassar, Jakarta - Surabaya, Jakarta - Medan, hingga beberapa rute internasional Jakarta - Kuala Lumpur, Jakarta - Bangkok, hingga Denpasar - Sydney.
"Melalui penambahan frekuensi penerbangan tersebut, Garuda Indonesia memproyeksikan dapat mengoperasikan sedikitnya 1007 penerbangan per minggu selama bulan Desember 2022 mendatang," ujar Irfan.
"Atau meningkat sebesar 23 persen dibandingkan jumlah frekuensi penerbangan di akhir kuartal 3 tahun 2022 yang berkisar di 816 penerbangan per minggunya," tambahnya.
Sebelumnya, Jubir Kemenhub Adita Irawati mengakui, saat ini maskapai memang menerapkan tarif maksimal semua. Namun tidak ada maskapai yang melanggar aturan.
Baca Juga: Thailand dan Vietnam Lebih Dulu Subsidi Kendaraan Listrik, Luhut: Kita Jangan Sampai Kalah
"Memang sekarang menerapkan di TBA nya semua, batas atas semua. Mekanisme pasar, demand naik, harga diterapkan paling atas. Selama nggak keluar koridor, kita masih perbolehkan," tutur Adita kepada Kompas TV.
Ia menjelaskan, penumpang pesawat mulai terlihat tren kenaikannya sejak awal Desember dan akan berlangsung hingga pekan kedua Januari 2023.
Kemenhub mempediksi jumlah penumpang akan mengalami peningkatan sebesar 52,7% dari tahun lalu. Pada tahun 2021/2022 jumlah penumpang pada masa Nataru sebesar 2,37 juta penumpang. Sedangkan tahun ini diprediksi akan mencapai 3,62 juta penumpang.
Ada ratusan pesawat dari seluruh maskapai yang beroperasi di Indonesia.
"(Armada pesawat yang siap) Ada sekitar 400 an armada total dari semua maskapai itu semuannya. Baik itu yang komersial berjadwal maupun tidak," tandasnya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.