Menurutnya, aksi jual dilakukan oleh investor besar dengan melihat kinerja keuangan GOTO yang masih 'berdarah'. Sebagaimana diketahui, kerugian GOTO membengkak menjadi Rp 20,9 triliun hingga kuartal III-2022.
"Kerugian ini diprediksi akan terus berlangsung," ucapnya.
Ia memproyeksi, tekanan terhadap saham GOTO diproyeksi terus berlanjut. Terlihat dari tingginya jumlah lot ditawarkan atau offer yang tercatat dalam orderbook. Sementara, minat investor untuk membeli saham GOTO masih rendah. Dengan demikian, harga saham GOTO diprediksi semakin menyusut.
"Minat beli investor baru juga akan tergantung kinerja keuangan GOTO, harapannya adalah bila penjualan GOTO terus meningkat diiringi dengan penurunan kerugian," tuturnya.
Tingginya tekanan jual oleh investor membuat potensi penurunan harga saham ke kisaran Rp 100 menjadi terbuka. Bahkan, Wawan menyebutkan, potensi penurunan saham GOTO ke level Rp 50 selalu ada.
Baca Juga: Tarif Ojol Naik, Gojek Sebut akan Bantu Driver tetap Dapat Order, agar Penghasilan Terjaga
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, pergerakan harga saham merupakan refleksi dari mekanisme pasar.
Adapun tindakan bursa atas pergerakan harga saham suatu perusahaan tercatat akan ditentukan apabila terdapat indikasi ketidakwajaran dari pergerakan saham tersebut.
Bursa akan menindaklanjuti jika terdapat indikasi tidak wajar atas pergerakan saham dengan meminta penjelasan hingga suspensi saham atau penghentian perdagangan saham.
"Apabila terdapat indikasi tersebut, Bursa dapat menindaklanjuti dengan menyampaikan permintaan penjelasan bahkan melakukan suspensi saham,” kata dia, Senin (5/12/2022).
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.