DENPASAR, KOMPAS.TV - Di tengah kabar serangan rudal ke Polandia, agenda KTT G20 Bali tetap berjalan sesuai jadwal sampai saat ini. Sejumlah tamu negara terlihat sudah hadir di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Bali, Rabu (16/11/2022).
Rencananya, para tamu akan menanam bibit mangrove bersama sebagai simbol kepedulian G20 terhadap masalah lingkungan hidup dan perubahan iklim.
Tamu yang terlihat sudah hadir adalah Presiden AS Joe Biden dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Sebelumnya, Uni Eropa dan Amerika Serikat dikabarkan akan mengadakan rapat dadakan di Bali terkait serangan rudal ke Polandia.
Sebelumnya Presiden Jokowi tiba lebih dulu di kawasan Tahura untuk meninjau persiapan. Pada Oktober lalu Jokowi juga mengunjungi Tahura setelah dilakukan beberapa perbaikan.
“Saya tadi masuk di sini betul-betul surprise bahwa sudah disiapkan, sudah diubah, ada juga nursery yang nantinya 6 juta bibit," kata Jokowi saat ke Tahura Ngurah Rai pada 6 Oktober 2022.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Ajak Pemimpin Negara G20 Jalan-Jalan ke Tahura Mangrove Bali
“Menurut saya nanti ini tempat yang paling akan menjadi titik utama, terutama dalam hal concern kita terhadap lingkungan, concern kita terhadap penghutanan kembali, baik itu mangrove maupun tropical rainforest, sehingga para pemimpin yang kita undang ke sini bisa melihat secara langsung,” ujarnya.
Sebagai informasi, dengan luas sekitar 1.373,5 hektare, Tahura Ngurah Rai menjadi taman hutan satu-satunya di Bali. Taman ini memiliki kekayaan flora dan fauna dengan aneka jenis mangrove ataupun habitat fauna khas pesisir.
Sejak 2010, Tahura Ngurah Rai terbuka untuk pengunjung. Tidak hanya sebagai tempat jalan-jalan, tetapi juga belajar lingkungan hutan bakau
Mengutip laman mongabay.co.id, secara administratif Tahura Ngurah Rai berada di dua daerah yaitu Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Wilayah Badung berada di bagian selatan teluk, seperti Nusa Dua dan Tuban. Luasnya 627 hektare. Adapun yang di wilayah Denpasar di sisi utara, terutama Suwung dan Serangan, seluas 746,5 hektar.
Baca Juga: Biden Gelar Rapat Darurat Sekutu Barat di Sela KTT G20 Bali Usai Rudal Hantam Polandia
Sebagai hutan raya, Tahura Ngurah Rai pun terbuka bagi aneka kegiatan, termasuk ekowisata. Saat ini tahura yang juga dikenal dengan nama Prapat Benoa Suwung itu menjadi salah satu lokasi jalan-jalan bagi warga Denpasar dan sekitarnya.
Tahura Ngurah Rai memiliki 33 jenis mangrove. Jenis bakau paling banyak adalah perapat atau pidada putih (Soneratia alba). Dalam bahasa Bali disebut prapat. Bisa jadi karena itulah Tahura Ngurah Rai juga disebut Prapat Benoa Suwung.
Jenis bakau lain di Tahura Ngurah Rai di antaranya bakau putih (Rhizophora apiculata) dan tancang (Bruguiera gymnorhyza). Menurut Suartana sebagian bakau di Tahura Ngurah Rai merupakan hasil rehabilitasi. Luasnya sekitar 102 hektar.
Awalnya tahura ini hanya untuk konservasi semata. Kawasan ini dikelola oleh lembaga dari Jepang, JICA. Ketika itulah mulai dibangun fasilitas untuk pengunjung termasuk jalan panggung, pos pemantauan, dan balai rehat di tengah hutan.
Sejak 2010, Tahura Ngurah Rai mulai terbuka juga untuk kunjungan turis. JICA sendiri berhenti mengelola kawasan ini sejak 2013 untuk kemudian diserahkan kembali pada UPT Tahura Ngurah Rai.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.