Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Inflasi Oktober 5,71 Persen, BI Ungkap Penyebab Inflasi Lebih Rendah

Kompas.tv - 3 November 2022, 15:34 WIB
inflasi-oktober-5-71-persen-bi-ungkap-penyebab-inflasi-lebih-rendah
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis (18/08/2022). (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV –  Bank Indonesia memperkirakan tingkat inflasi secara tahunan pada akhir tahun 2022 lebih rendah 0,3 persen dari perkiraan semula 6,6 persen. 

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, inflasi secara tahunan pada bulan Oktober 2022, sebesar 5,7 persen, lebih rendah dari yang diperkirakan 6,1 persen ketika ada penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM). 

“Penyebab inflasi lebih rendah, salah satunya koordinasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengendalikan harga pangan melalui Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dan TPID, Gerakan Nasional Pengendali Inflasi Pangan (GNPIP), dan pemberian insentif kepada kepala daerah yang berhasil jaga inflasi,” kata Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala IV Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) 2022, Kamis (3/11/2022).

Adapun inflasi inti pada Oktober 2022 yang mencapai 3,31 persen (yoy) juga lebih rendah dari perkiraan sebesar 3,7 persen sehingga di akhir 2022 inflasi inti diperkirakan lebih rendah dari perkiraan awal yang sebesar 4,3 persen (yoy).

Baca Juga: JK Minta Menkeu Sri Mulyani Jangan Takuti Masyarakat Soal Ancaman Resesi: Ada Masalah, Kita Hadapi

Inflasi pangan yang terkendali menjadi faktor positif yang dapat meredam dampak penyesuaian harga BBM.

“Faktor lain yang juga membuat inflasi menjadi lebih rendah dari perkiraan awal ialah stabilisasi nilai tukar rupiah yang dilakukan BI sehingga tidak terjadi imported inflation,” katanya.

Sebelumnya BI juga menaikkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti dapat kembali ke bawah 4 persen secara lebih cepat.

Normalisasi inflasi yang semula diperkirakan baru akan terjadi pada semester II 2023 pun diperkirakan akan terjadi lebih cepat yakni pada paruh pertama 2023.

“BI akan terus memantau, melakukan review respons-respons lanjut bagaimana kebijakan moneter dan inflasi agar terkendali dan segera kembali ke sasaran,” terang Perry Warjiyo.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x