JAKARTA, KOMPAS.TV – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengakui, ada banyak ahli dan pekerja dari China yang datang di Indonesia pada lima tahun pertama realisasi investasi negara tersebut.
Namun, menurutnya, hal itu terjadi lantaran memang Indonesia tidak memiliki ahli yang mumpuni untuk mengoperasikan pabrik atau mesin asal investor tirai bambu.
"Saya dikritik banyak mengenai ini (tenaga kerja China) tapi memang kita tidak punya," jelasnya dalam acara Peluncuran Laporan CSR perusahaan-perusahaan Tiongkok di Indonesia di Jakarta, Jumat (28/10/2022) malam, dikutip dari Antara.
Sebagaimana diketahui, perusahaan-perusahaan Tiongkok tersebut masuk dengan teknologi yang sangat baik. Mereka juga melakukan transfer teknologi.
Luhut yang juga koordinator kerja sama Indonesia dan China mengaku, tidak pernah membayangkan China memiliki teknologi yang bagus dan memiliki efisiensi tinggi serta spirit yang luar biasa.
Baca Juga: Indonesia Dibilang Didikte, Luhut Jabarkan Apa Saja Andil China dalam Perekonomian Dalam Negeri
"Dan yang paling penting, mereka mau share teknologi dan mendidik anak-anak kita untuk memahami teknologi mereka," kata Luhut,
Luhut pun mengapresiasi perusahaan-perusahaan Tiongkok yang turut mendukung hilirisasi serta melakukan transfer teknologi dalam investasinya di Indonesia.
"Dulu kita bertumpu pada komoditas, orang lupa bahwa hilirisasi itu punya dampak yang luas. Kalau kita lihat Freeport 50 tahun di sini tidak pernah melakukan hilirisasi," katanya.
Namun, perusahaan-perusahaan Tiongkok itu masuk dengan hilirisasi, dengan teknologi yang juga sangat baik.
Dampaknya, dalam tiga tahun terakhir, semakin banyak putera-puteri Indonesia yang bekerja di perusahaan Tiongkok.
"Sekarang, tiga tahun ini, makin banyak anak-anak Indonesia yang dulu no body sekarang menjadi salah satu operator di sana. Hal ini tanpa kita sadar pendidikan di Indonesia timur berkembang dengan baik karena mereka harus meningkatkan kualitas untuk bisa kerja di pabrik itu," tuturnya.
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.