BEIJING, KOMPAS.TV- Badan perencana ekonomi tertinggi China tidak akan mengubah harga bensin dan solar di dalam negeri dalam waktu dekat. Lantaran harga minyak berfluktuasi, sejak 21 September 2022. Yakni dengan perubahan harga rata-rata selama 10 hari kerja berturut-turut kurang dari 50 yuan (sekitar Rp760.000) per ton.
Seperti dikutip dari Antara, Selasa (11/10/2022), sesuai mekanisme penentuan harga saat ini, jika harga minyak mentah dunia berubah setidaknya sebesar rata-rata 50 yuan per ton selama 10 hari kerja, harga produk minyak sulingan, seperti bensin dan solar, di China seharusnya disesuaikan. Entah itu dinaikkan atau diturunkan.
Namun Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional memproyeksikan harga minyak dunia masih akan mengalami kenaikan tipis akibat fluktuasi lebih yang intens.
Sejalan dengan penahanan penyesuaian harga minyak, Komisi juga mendesak tiga perusahaan minyak milik negara, yakni China National Petroleum Corporation, China Petrochemical Corporation, dan China National Offshore Oil Corporation, agar memastikan pasokan produk minyak.
Baca Juga: BBM Boros Banyak Penyebabnya, Mulai dari Kemacetan yang Makin Parah sampai Gaya Menyetir
Perusahaan-perusahaan itu juga diminta mengimplementasikan kebijakan harga yang ditetapkan negara. Untuk menjamin pasokan dan harga BBM di China stabil.
Sebagai informasi, harga minyak merosot hampir dua persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena investor khawatir ancaman resesi global akan mengikis permintaan bahan bakar.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember turun 1,73 dolar atau 1,8 persen, menjadi ditutup pada 96,19 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Baca Juga: AS Panik OPEC+ Pangkas Produksi Minyak hingga 2 Juta Barrel per Hari: Keputusan Tidak Bijaksana
Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November tergelincir 1,51 dolar AS atau 1,6 persen, menjadi menetap di 91,13 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Padahal selama sepekan terakhir, harga kedua minyak acuan itu sudah naik karena kebijakan OPEC+ yang akan memangkas produksi hingga 2 juta barrel per hari.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.