SOLO, KOMPAS.TV – Banyak yang memperkirakan ada perlambatan ekonomi global di tahun depan, dan memperkirakan ekonomi dunia terpeleset ke jurang resesi.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani pun mengakui, pertumbuhan ekonomi dunia tahun depan bakal makin menantang.
Perkembangan yang dinamis bahkan terlihat di negara-negara adidaya, seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, dan China, yang ini memengaruhi seluruh dunia.
"Negara-negara terbesar dunia dalam suasana dan proses penyesuaian yang tidak mudah. Ini akan memberi dampak ke seluruh dunia, dan mungkin memberi dampak pada Indonesia," jelasnya saat menemui awak media, Kamis (29/9/2022) di Jakarta Pusat.
Namun, ditegaskannya, Indonesia akan memasang kuda-kuda yang kuat. Bahkan, ini sudah diantisipasi sejak tahun 2022, terutama untuk semester II-2022.
Baca Juga: Yuk, Waspadai Dampaknya Jika Resesi Terjadi di Indonesia
Dalam hal ini, pemerintah berupaya menjaga konsumsi rumah tangga, pertumbuhan dunia usaha, dan stabilitas harga.
"Kami akan menjaga permintaan dalam negeri, konsumsi dijaga hati-hati, meningkatkan kredit dunia usaha, menciptakan lapangan kerja dan menambah pendaptaan dan daya beli masyarakat, pun akan menjaga tingkat inflasi," tuturnya.
Adapun, pada 2022, Bank Dunia memperingatkan bahwa, sebagai buntut pemulihan dari pandemi Covid-19 yang dijegal dampak perang Rusia-Ukraina, karantina ketat di China, dan disrupsi rantai pasokan, ekonomi global terancam menghadapi stagflasi lagi pada tahun ini.
Dalam laporan Prospek Ekonomi Global yang dirilis pada Juni 2022, Bank Dunia memangkas prospek pertumbuhan ekonomi global tahun ini.
“Kejutan-kejutan merugikan yang lain akan meningkatkan kemungkinan bahwa ekonomi global mengalami periode stagflasi seperti pada 1970-an,” demikian tulis Bank Dunia dalam laporan Prospek Ekonomi Global versi Juni 2022.
Baca Juga: Kenali Krisis Ekonomi dan Resesi, Perbedaan dan Kemungkinan Dampaknya
Menyinggung soal stagflasi, hal ini pernah terjadi pada tahun 1970-an. Istilah stagflasi ini tidak memiliki definisi formal atau batasan statistis yang jelas. Para ekonom pun punya definisi yang sedikit bervariasi.
Sumber : Kompas TV/Berbagai sumber
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.