JAKARTA, KOMPAS.TV- Harga minyak dunia turun di awal perdagangan bursa Asia pada Senin (12/9/2022) pagi. Mengutip dari Antara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS merosot 78 sen atau 0,9 persen, menjadi diperdagangkan di 86,01 dolar AS per barel.
Kemudian minyak mentah Brent berada diperdagangkan di 92,11 dolar AS per barel, kehilangan 73 sen atau 0,8 persen.
Penyebab harga minyak turun adalah sentimen pasar terkait prospek berlanjutnya kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat dan Eropa. The Fed dan Bank Sentral Eropa diprediksi akan menaikkan bunga acuan lagi untuk meredam laju inflasi.
Harga minyak juga tertekan dengan pembatasan aktivitas yang masih berlanjut di China akibat Covid.
Baca Juga: Benarkah Isi BBM di SPBU Harus Nominal Ganjil? Ini Penjelasan Pertamina
Analis Commonwealth Bank of Australia Vivek Dharehingga menyatakan, permintaan minyak China bisa merosot untuk pertama kalinya dalam dua dekade di tahun 2022 ini. Karena kebijakan nol-COVID Beijing membuat orang tetap di rumah selama liburan dan mengurangi konsumsi bahan bakar.
"Kekhawatiran permintaan berpusat pada dampak kenaikan suku bunga untuk memerangi inflasi dan kebijakan nol COVID China," kata Vivek.
Baca Juga: Pembelian Pertalite Dibatasi 120 Liter/Hari, jika Lebih Akan Otomatis Tak Bisa Mengisi
Sementara itu, jika The Fed dan ECB jadi menaikkan suku bunga lagi, nilai dolar AS terhadap mata uang utama lainnya akan menguat dan membuat minyak dalam denominasi dolar lebih mahal bagi investor.
Di sisi lain, harga minyak diperkirakan akan kembali naik jelang akhir tahun. Seiring ketatnya pasokan minyak di musim dingin serta ketika embargo Uni Eropa terhadap minyak Rusia mulai berlaku pada 5 Desember.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.