JAKARTA, KOMPAS.TV – Tabungan berjangka dengan deposito merupakan jenis simpanan yang berbeda. Namun cara kerjanya mirip yakni, dengan sistem tenor dan setoran yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Tabungan berjangka merupakan simpanan dengan setoran rutin per bulan selama jangka waktu tertentu. Uang simpanan tidak bisa dipakai transaksi dan hanya bisa dicairkan setelah jatuh tempo. Pencairan simpanan sebelum jatuh tempo akan dikenai denda.
Sementara deposito adalah jenis simpanan yang hanya dapat diambil jika jangka waktunya sudah tiba atau dengan kata lain tidak bisa diambil kapan pun seperti tabungan. Oleh sebab itu suku bunga deposito lebih tinggi daripada rekening tabungan reguler atau tabungan berjangka.
Untuk mengetahui perbedeaan di antara keduanya, inilah berbagai perbedaan tabungan berjangka dan deposito dilansir dari grid.id dan parapuan.co.
Deposito pada umumnya menawarkan suku bunga hingga 6,5 persen per tahun, sedangkan tabungan berjangka hanya menawarkan empat hingga lima persen. Tentu penawaran suku bunga tersebut tergantung di masing-masing bank.
Baca Juga: Tertarik Memulai Investasi? Inilah Beberapa Pilihan Investasi Jangka Pendek
Keduanya menerapkan aturan penarikan dana dalam jangka waktu dan nominal setoran bulanan tertentu, tetapi biaya minimun setoran untuk tabungan berjangka lebih rendah.
Rata-rata setoran pertama untuk tabungan berjangka ialah mulai Rp100.000 saja, sedangkan deposito biasanya Rp8 juta-10 juta.
Apabila kamu mengajukan pinjaman di bank ataupun lembaga lainnya, biasanya kamu akan diminta jaminan pinjaman berupa aset. Dalam hal ini, kamu bisa memanfaatkan deposito untuk dijadikan jaminan pinjaman, sehingga kamu tak perlu menjadikan aset lain sebagai jaminan.
Namun, sebaiknya hindari menjadikan deposito sebagai jaminan, sebab manfaat bunganya akan hilang karena terkikis oleh bunga kredit yang dua sampai tiga persen lebih tinggi.
Berbeda dengan deposito, tabungan berjangka tidak bisa kamu jadikan sebagai jaminan saat mengajukan pinjaman.
Bagi kamu yang merasa sulit untuk menyisihkan uang dan menabung, kamu bisa mempertimbangkan tabungan berjangka untuk melatih kedisiplinan. Hal ini lantaran jenis simpanan yang satu ini menerapkan sistem penarikan autodebet setiap bulannya, sehingga saldo kamu akan otomatis terpotong untuk menabung.
Sementara, deposito cocok untuk kamu yang ingin memulai langkah untuk berinvestasi karena profil risikonya yang konservatif. Walaupun imbal hasilnya tidak sebesar instrumen investasi lain, tetapi risiko kerugiannya cukup kecil dan telah dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Sebagai pertimbangan, kamu bisa memilih deposito apabila memiliki dana simpanan yang tidak akan terpakai dalam waktu dekat. Sebaliknya, pilihlah tabungan berjangka jika ingin mengumpulkan uang untuk dipakai satu sampai tiga tahun ke depan.
Baca Juga: Beragam Jenis Instrumen Investasi Jangka Panjang, Ada Risiko dan Keuntungannya
Perbedaan lain antara kedua produk ini adalah dana tabungan berencana dan deposito dicatat di tempat yang berbeda, mengingat keduanya bukan merupakan produk yang sama.
Tabungan berjangka akan tercatat di rekening biasa, deposito akan tercatat di bilyet sebagai bukti bahwa kamu memiliki dana yang didepositkan.
Perlu diingat, tabungan berjangka dan deposito memiliki keunggulannya masing-masing yang bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan.
Sumber : Kompas TV/Grid/Parapuan
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.