BANYUWANGI, KOMPAS.TV- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meminta masyarakat jangan percaya pada isu yang menyebut Indonesia akan resesi.
Bahlil mengatakan, kondisi perekonomian Indonesia saat ini salah satu yang terbaik di dunia. Hal itu ia sampaikan dalam acara 'Pemberian Nomor Induk Berusaha (NIB) Pelaku Usaha Mikro Kecil (UMK) Perseorangan' di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (11/8/2022).
"Bapak Ibu semua jangan percaya isu-isu yang seolah-olah ekonomi Indonesia ini di ujung resesi. Itu hoaks besar. Itu adalah orang-orang kufur nikmat," kata Bahlil seperti dikutip dari Antara.
Baca Juga: IMF Sebut Negara-negara Ini Akan Masuk Resesi yang Dalam, Penyebabnya Embargo Gas Rusia
Ia lantas menyebut data Badan Pusat Statistik (BPS), yang mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2022 mencapai 5,44 persen (yoy), dengan laju inflasi tahunan pada Juni 2022 sebesar 4,35 persen (yoy).
"Di negara G20, itu inflasinya rata-rata di atas 5 persen. Amerika di atas 7 persen. Inggris 9 persen lebih. Turki 70 persen lebih. Indonesia inflasinya di kuartal II terkendali di angka 4,35 persen dengan pertumbuhan ekonomi 5,44 persen. Ini salah satu pertumbuhan ekonomi terbaik di dunia," terang Bahlil.
Sedangkan dari sisi investasi, investor asing masih mempercayai Indonesia sebagai tujuan menanamkan dana mereka. Meskipun di tengah kondisi global yang tidak menentu akibat pandemi, perang Rusia-Ukraina hingga gejolak politik China dan Taiwan.
Kementerian Investasi/BKPM mencatat, realisasi investasi sepanjang Januari-Juni 2022 mencapai Rp586,4 triliun, atau mencapai 58,4 persen dari target yang ditetapkan sepanjang 2022 yakni sebesar Rp1.200 triliun.
Baca Juga: Simak Tips Keuangan Aman Saat Resesi Ekonomi
Angka tersebut tumbuh 32 persen dibandingkan capaian di periode yang sama tahun 2021.
"Kita punya pertumbuhan investasi 32 persen dan penciptaan lapangan kerja pun terjadi," ujarnya.
Belum lama ini, Bahlil menemani kunjungan Presiden Joko Widodo ke Korea Selatan, yang menghasilkan komitmen investasi sebesar 6,72 miliar dollar AS atau setara dengan Rp100,69 triliun.
Komitmen investasi itu berasal dari 19 perusahaan besar Korsel, dalam bentuk investasi baru dan perluasan investasi yang sudah ada.
Bahlil mengatakan, pihaknya bertugas memfasilitasi dan mengawal investasi yang masuk ke Indonesia. Serta memastikan investasi tersebut dapat memberikan manfaat bagi pengusaha nasional dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal melalui kolaborasi yang dilakukan.
"Saya selalu tekankan kepada seluruh investor yang masuk agar berkolaborasi dengan pengusaha nasional dan UMKM yang ada di daerah. Kita dorong mereka untuk maju bersama dan ciptakan titik pertumbuhan ekonomi baru di daerah," kata Bahlil dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/7).
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.