JAKARTA, KOMPAS.TV – Sejumlah strategi untuk menghadapi ancaman krisis pangan global disiapkan Pemerintah melalui Kementerian Pertanian. Strategi tersebut di antaranya, peningkatan produksi, diversifikasi pangan, penguatan stok, hingga modernisasi pertanian.
Direktur Serelia Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Ismail Wahab mengatakan, peningkatan kapasitas produksi pertanian yang harus dilakukan pada pangan pokok khususnya padi, jagung, dan kedelai.
"Yang pertama peningkatan kapasitas produksi. Kita selalu menjaga produksi pangan pokok kita harus selalu tersedia dan harus surplus. Padi, jagung, dan kedelai kita berusaha mencoba memenuhi," kata Ismail dalam diskusi bertajuk 'Menangkis Ancaman Krisis Pangan Global' yang diselenggarakan Pataka secara daring di Jakarta, Selasa (9/8/2022).
Hingga saat ini, Indonesia baru bisa memenuhi kebutuhan beras dari dalam negeri selama tiga tahun berturut-turut tanpa perlu impor. Sedangkan untuk jagung konsumsi dan kedelai masih banyak tergantung dengan impor.
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Prediksi Krisis Pangan Dunia Makin Memburuk
Ismail mengatakan, pemerintah berupaya mensubstitusi jagung pangan impor dengan produksi dalam negeri.
Tantangan pemenuhan jagung pangan dari dalam negeri terletak di pengelolaan pascapanen untuk membuat jagung rendah kandungan senyawa beracun bernama aflatoksin. Namun, pemenuhan jagung untuk pakan ternak tidak pernah impor selama tiga tahun.
Sedangkan untuk pemenuhan kedelai, pemerintah membuat peta jalan penanaman tanaman kedelai hingga 1,5 juta hektare sampai tahun 2026. Produksi kedelai di lahan seluas tersebut diyakini bisa memenuhi kebutuhan kedelai nasional tanpa harus impor.
Upaya antisipasi terhadap ancaman krisis pangan lainnya yaitu dengan diversifikasi pangan. Ismail mengungkapkan, konsumsi beras per kapita harus turun dan digantikan dengan sumber pangan pokok lainnya seperti singkong, sagu, maupun sorgum yang produksinya melimpah di Tanah Air.
Upaya selanjutnya adalah penguatan cadangan dan sistem logistik pangan. Ismail memandang, Indonesia harus memiliki lumbung pangan mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten-kota, provinsi, hingga nasional.
Selain itu, diperlukan modernisasi pertanian baik dari segi alat dan juga sumber daya manusia. “Perlu ada regenerasi petani muda menggantikan petani yang rata-rata sudah lanjut usia,” katanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.