JAKARTA, KOMPAS.TV- Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menyampaikan, kendaraan yang diproduksi sejak 2018 tidak dirancang untuk BBM dengan RON rendah. Lantaran, produsen menyesuaikan dengan aturan pemerintah yang mewajibkan seluruh kendaraan roda empat menerapkan standar emisi gas buang EURO-4.
Sekretaris Umum GAIKINDO Kukuh Kumara mengatakan, sesuai aturan tersebut, produsen membuat mobil dengan mesin yang disesuaikan untuk EURO-4, serta disesuaikan dengan BBM yang memenuhi standar tersebut. Yakni BBM yang berkadar oktan tinggi, seperti Pertamax Series.
"Sejak saat itu, mesin semua kendaraan harus memenuhi standar emisi gas buang EURO-4. Supaya bisa menghasilkan emisi gas buang sesuai EURO-4, maka bahan bakarnya pun harus sesuai standar EURO-4,” kata Kukuh dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/7/2022).
Baca Juga: Bos Pertamina Ungkap Wacana Pertamax Jadi BBM Subsidi
Ia menyatakan, aturan tersebut berlaku bagi semua jenis kendaraan, termasuk jenis Low Cost Green Car (LCGC) atau kendaraan ekonomis dan ramah lingkungan.
Kukuh menjelaskan, standar emisi EURO-4 diatur melalui Peraturan Menteri LHK No.P. 20 Tahun 2017 Tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor roda 4 atau lebih Tipe Baru Katagori M, N dan O.
Pasal 2 ayat 1 aturan itu menyebutkan, setiap usaha dan/atau kegiatan produksi kendaraan bermotor tipe baru, wajib memenuhi ketentuan Baku Mutu Emisi Gas Buang standar EURO-4.
Menurutnya, menggunakan mesin standar EURO 4 dan BBM RON tinggi, berdampak positif terhadap performa mesin kendaraan serta menghasilkan emisi yang lebih ramah lingkungan. Lantaran proses pembakaran menjadi lebih baik, karena kadar oktan tinggi dan tingkat sulfur yang rendah.
Baca Juga: Rupanya Ini Arti Sebenarnya dari Huruf E pada Indikator BBM di Kendaraan
Jika pengguna mobil keluaran 2018 namun menggunakan BBM yang tidak memenuhi standar bahan bakar EURO-4, mesin kendaraan tidak akan bekerja secara optimal. Mesin akan menggelitik, boros bahan bakar, dan seluruh konsekuensi akan ditimbulkan oleh mesin kendaraan.
"Kalau ini tidak dipenuhi kinerja mesinnya tidak akan optimal, terjadi knocking, mesinnya cepat rusak, menggelitik, boros, dan sebagainya. Turunnya performa mesin, disebabkan pembakaran yang tidak sempurna," ucap Kukuh.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.