JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN akhirnya membatalkan rencana renovasi ruang kerja dewan pengarah yang anggarannya mencapai Rp 6,1 miliar.
Renovasi di Gedung BJ Habibie Lantai 2 itu dibatalkan karena terdapat sejumlah hal yang terlewat dalam rencana tersebut dan tidak diketahui secara mendetail khususnya terkait ruang ketua dewan pengarah.
"Sejak awal tidak ada rencana mengubah ruangan ketua dewan pengarah BRIN. Kebutuhan renovasi hanya untuk wakil, sekretaris, dan anggota dewan pengarah,” kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam keterangan resmi, Senin (18/7/2022).
Menurutnya, penataan ulang atau revitalisasi fungsi ruangan tetap perlu dilakukan, tetapi harus diputuskan berdasarkan beberapa pertimbangan. Salah satunya terkait dengan perubahan fungsi, seperti lounge atau ruang santai, ruang makan, dan ruang audio di lantai 2 menjadi ruang rapat besar.
”Ruangan yang ada di lantai 2 nantinya adalah ruang rapat besar dan kecil, ruang kerja dewan pengarah yang terdiri dari dua wakil ketua, sekretaris, dan enam anggota. Ruang kerja ketua dewan pengarah tidak ikut diubah sama sekali seperti rencana semula,” ujarnya.
Baca Juga: Renovasi Ruang Kerja Dewan Pengarah BRIN Sebesar Rp 6,1 M, Bukan Hanya buat Megawati
Lantai 2, Tempat Habibie Bekerja dan Munajat
Sebelum melebur ke dalam BRIN, lantai 2 Gedung BJ Habibie tersebut punya nilai sejarah penting, karena merupakan ruang kerja mantan kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebelum menjadi Presiden ke 3 RI. Sebagaimana diketahui, BJ Habibie lah pendiri BPPT.
Di lantai 2 gedung tersebut, si otak jenius itu bekerja, menerima tamu hingga bermunajat kepada sang pencipta.
Seorang wartawan senior Bahrul Alam pernah menuliskan kenangannya saat mewawancari Habibie di sana, pada 1988, seperti dikutip dari Antara.
"Beliau mengajak kami keluar ruang kerjanya dan menuju satu ruangan kecil. Di situ, pak Habibie bercerita tentang dirinya ketika sedang menunaikan salat di tengah kesibukannya sebagai pembantu pak Harto. 'No Habibie yang Mentri. Yang ada hanyalah seorang hamba Allah yg bernama Habibie, " kata Habibie kepada Bahrul Alam kala itu.
Menurutnya, kebersahajaan dan keluguannya dalam bertutur, seakan meluluhkantakkan sekat jeniusitas dan protokoler kaku yang selama ini acap hadir pada setiap pejabat negara.
"Lantas apa yang Bapak alami ketika sedang bermunajat di ruangan kecil ini?" tanya Bahrul sambil menunjuk ke hamparan sajadah di ruangan itu. "Saya tidak punya apa-apa kecuali seorang hamba yang dipinjami sesuatu oleh Allah, yaitu kecerdasan yang semuanya punya Dia," jawab Habibie.
Secara rinci, proses pembentukan BPPT bermula dari gagasan Presiden RI ke-2 Soehart kepada B.J. Habibie pada tanggal 28 Januari1974.
BPPT kala itu adalah Lembaga Pemerintah Non-Kementerian yang berada dibawah koordinasi Badan Riset Inovasi Nasional yang bertanggung jawab langsung ke Presiden dalam menjalankan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.