JAKARTA, KOMPAS.TV - Hingga saat ini pemerintah belum mencabut larangan ekspor CPO dan produk turunannya. Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) pun mengaku, kebijakan itu sudah membuat mereka merugi hingga Rp11,7 triliun.
Ketua Umum DPP Apkasindo Gulat ME Manurung mengatakan, pendapatan petani sawit anjlok lantaran harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Jumlah tersebut bisa bertambah jika menghitung hilangnya potensi pendapatan bea keluar ekspor sawit.
"Kami berpacu dengan waktu karena sudah rugi Rp11,7 triliun sampai akhir April, termasuk hilangnya potensi pendapatan negara melalui bea keluar, terkhusus pungutan ekspor di mana sejak Februari sampai April sudah hilang Rp 3,5 triliun per bulannya," kata Gulat lewat keterangan tertulisnya, dikutip Selasa (17/5/2022).
Harga TBS anjlok karena permintaannya menurun. Sebab, banyak pabrik sawit yang sudah berhenti beroperasi karena tidak bisa mengekspor produknya. Ia menyebut, dari 1.118 pabrik sawit di Indonesia, 25 persennya sudah berhenti membeli TBS sawit petani.
Baca Juga: Berlangsung di 3 Lokasi, Aksi Unjuk Rasa Petani Sawit Akan Dimulai Pukul 9.00 WIB
Selain itu, harga TBS juga langsung anjlok begitu pemerintah mengumumkan larangan ekspor.
"Dampaknya luar biasa, telah mengganggu sendi-sendi ekonomi petani sawit dan rantai ekonomi nasional," ujar Gulat.
Para petani sawit pun berencana menggelar unjuk rasa di berbagai daerah pada Selasa (17/5). Mereka merasa dirugikan dengan kebijakan Presiden Jokowi.
Padahal, kebijakan itu diambil karena gangguan pasokan Minyak Goreng Sawit (MGS) domestik dan harga MGS curah yang tergolong mahal, padahal sudah disubsidi.
Baca Juga: Harga Minyak Goreng Curah di Nusa Tenggara Timur Masih menembus Rp 27.000/ Liter
Gulat mengatakan, unjuk rasa akan diikuti oleh lebih dari 250 peserta yang melibatkan petani sawit anggota Apkasindo di 22 Provinsi dan 146 Kabupaten/Kota, serta anak petani sawit yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Sawit (Formasi) Indonesia.
“Petani sawit yang datang ke Jakarta mulai dari Aceh sampai Papua Barat akan berpakaian adat-budaya masing-masing, kami ingin menunjukkan sawit itu pemersatu bangsa dan anugerah Tuhan kepada Indonesia," ungkapnya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.