Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Baru 3 Bulan, Saudi Aramco Cuan Rp564,8 T Karena Harga Minyak Naik

Kompas.tv - 16 Mei 2022, 14:59 WIB
baru-3-bulan-saudi-aramco-cuan-rp564-8-t-karena-harga-minyak-naik
Logo perusahaan Saudi Aramco. (Sumber: KONTAN )
Penulis : Dina Karina | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV- Naiknya harga minyak membuat BUMN migas asal Arab Saudi mendapat keuntungan besar. Saudi Aramco, mencatat lonjakan laba bersih hingga 82 persen pada kuartal I-2022. Kenaikan laba itu juga merupakan yang tertinggi sejak Aramco go public pada 2019.

Saudi Aramco mencetak laba bersih sebesar 39,5 miliar dollar AS pada kuartal I-2022, atau sekitar Rp564,85 triliun. Jumlah itu naik dari 21,7 miliar dollar AS pada periode yang sama tahun lalu.

Meroketnya laba bersih Aramco karena kenaikan harga minyak mentah, meningkatnya volume penjualan, dan tambahan keuntungan dari sektor hilir migas.

Baca Juga: Shell Jual Asetnya di Rusia, Termasuk 411 SPBU dan Pabrik Pelumas

"Selama kuartal pertama, ekspansi hilir strategis kami berkembang lebih jauh di Asia dan Eropa, dan kami terus mengembangkan peluang yang melengkapi tujuan pertumbuhan kami," kata CEO Aramco Amin Nasser seperti dikutip dari Strait Times, Senin (16/5/2022).

Manajemen Aramco juga akan membagikan sebesar 18,8 dollar AS atau sekitar Rp268,8 triliun  yang akan dibagikan pada kuartal II-2022.

Kinerja keuangan Aramco sejalan dengan kinerja sahamnya di bursa. Saham perusahaan telah meningkat 37 persen sejak awal tahun 2022, mengungguli indeks Saudi yang naik hampir 14 persen.

Baca Juga: Profil Kilang Pertamina Balikpapan yang Terbakar, Pasok 26 Persen Kebutuhan BBM Nasional

Sebelumnya, Aramco juga dinobatkan sebagai perusahaan paling berharga di dunia, menggeser Apple. Nilai Saudi Aramco saat ini sebesar 2,43 triliun dollar AS, dibanding Apple yang nilainya turun menjadi 2,37 triliun dollar AS.

Bukan hanya Saudi Aramco yang menikmati keuntungan booming harga minyak. Perusahaan migas seperti BP dan Shell juga mencetak pendapatan tertinggi mereka dalam 1 dekade terakhir. Meski keduanya mengalami kerugian akibat keluar dari pasar Rusia.




Sumber :




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x