JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, Indonesia mengharapkan kerja sama konkret dengan kalangan pengusaha Amerika Serikat (AS), yang menguntungkan ASEAN khususnya Indonesia.
Ia juga menyampaikan, Indonesia sebagai Presiden G20 ingin memastikan agar G20 dapat bekerja sebagai katalisator pemulihan ekonomi global, terutama bagi kemajuan negara-negara berkembang.
Hal itu ia sampaikan dalama pertemuan dengan para pemimpin ASEAN dan pengusaha AS di Intercontinental the Willard Hotel, Washington DC, Kamis, 12 Mei 2022.
“Semua ini membutuhkan kemitraan yang erat antara pemerintah dengan komunitas bisnis. Saya berharap para CEOs perusahaan besar Amerika dapat membangun kerja sama konkret di G20, dan kerja sama dengan ASEAN, khususnya dengan Indonesia,” kata Jokowi seperti dikutip dari laman resmi presidenri.go.id, Jumat (13/5/2022).
Baca Juga: Presiden Jokowi Ajak AS Terus Jadi Bagian dari Jangkar Perdamaian dan Stabilitas di Indo-Pasifik
Khusus dengan Indonesia, Jokowi menekankan potensi kekuatan Indonesia dalam penyediaan bahan baku industri, penyediaan energi hijau, dan ekonomi digital.
“Sebagai salah satu negara penghasil bijih nikel terbesar di dunia, Indonesia berkembang pesat dalam industri besi dan baja. Saat ini Indonesia menjadi negara penghasil besi baja terbesar nomor dua di dunia,” ungkap Jokowi.
Menurut dia, Indonesia juga kaya akan tambang seperti tembaga dan bauksit untuk aluminium, yang akan menjadi tulang punggung industri energi baru dan terbarukan, termasuk baterai litium dan mobil listrik.
Selain itu, Indonesia juga sangat kaya dengan potensi energi hijau. Pembangkit listrik tenaga hidro, surya, dan geotermal sangat berlimpah.
Baca Juga: Presiden Jokowi Bertemu Chairman dan CEO Air Products, Berharap Rencana Investasi Ditindaklanjuti
“Kami memastikan bahwa produksi barang penting akan dihasilkan dari pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Kami mengundang pelaku bisnis Amerika untuk investasi di Indonesia,” tutur Jokowi.
Jokowi menambahkan, Indonesia juga serius dalam pengembangan ekonomi digital yang adil dan bermanfaat bagi semua.
Saat ini, Indonesia memiliki 2.346 start-up, terbanyak kelima di dunia.
“Saya sangat mengharapkan kontribusi pebisnis Amerika dalam pengembangan infrastruktur digital, memfasilitasi digital capacity building, serta mendukung kami masuk global value chain melalui digitalisasi,” ucapnya.
Pertemuan itu dihadiri Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo, US-ASEAN Business Council Ted Osius, Utusan Khusus untuk Perubahan Iklim John Kerry, dan sejumlah pimpinan perusahaan AS antara lain Google, Chevron, Boeing, Qualcomm, ConocoPhillips, Marriot International, dan lainnya.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Duta Besar RI untuk AS Rosan Roeslani.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.