KUPANG, KOMPAS.TV – Keberadaan jumlah kapal nelayan tangkap ikan cakalang di wilayah Kupang, Nusa Tenggara Timur terus berkurang dari waktu ke waktu.
Atas hal tersebut dikhawatirkan akan berdampak pada berkurangnya berbagai pasokan ikan terutama ikan cakalang.
Pihak Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Kupang menjelaskan, kapal nelayan pole and line yang selama ini menangkap ikan cakalang dan tuna untuk pasokan kebutuhan bagi masyarakat maupun untuk ekspor jumlahnya terus berkurang.
"Kami khawatir ke depan hanya tersisa satu atau dua kapal pole and line di Kota Kupang yang tentu akan berdampak pada berkurangnya pasokan ikan cakalang, tuna, dan lainnya," kata Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi HNSI Kota Kupang, Abdul Wahab Sidin, Kamis (7/4/2022), seperti dikutip dari Antara.
Disebutkan Wahab Sidin, beberapa tahun sebelumnya jumlah kapal pole and line yang berbasis di Kota Kupang tercatat lebih dari 20 kapal.
Namun, per April 2022 ini hanya tersisa sekitar 8 unit kapal yang terdiri dari 6 unit kapal kayu dan 2 unit kapal fiber.
Berkurangnya jumlah kapal tersebut diakibatkan oleh sejumlah faktor.
Satu di antaranya yaitu akibat bencana alam badai siklon tropis Seroja yang mengakibatkan kapal rusak maupun hilang dan belum ditemukan hingga saat ini.
Baca Juga: Hasil Tangkapan Melimpah, Harga Cakalang Dan Tuna Fufu Turun Drastis
"Ada dua kapal pole and line milik nelayan Muhammad Nasir yang hilang karena badai Seroja dan belum ditemukan sampai saat ini," ungkapnya, yang juga merupakan nelayan berbasis di Pelabuhan Perikanan Tenau.
Faktor lainnya yakni diubahnya kapal fiber menjadi kapal hand line.
Kemudian, ada juga yang pindah dan menetap di wilayah Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores.
Oleh karena itu, menurut Wahab Sidin, berkurangnya kapal nelayan pole and line ini perlu mendapat perhatian pemerintah daerah.
Pemerintah setempat diharapkan dapat membantu mencarikan solusi agar tidak terus menerus kapal tersebut berkurang.
Harapan lainnya ke depan, para nelayan pole and line juga bisa mendapat dukungan bantuan kapal, sehingga tetap bisa melaut untuk menangkap ikan cakalang, tuna, dan lainnya.
"Kalau kondisi ini terus berlangsung, maka akan berdampak pada produksi perikanan tangkap di Kupang. Termasuk berdampak juga pada pasokan untuk masyarakat maupun diekspor," tuturnya.
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.