JAKARTA, KOMPAS.TV- Pertamina baru saja menaikkan harga Pertamax, dari Rp9.000 menjadi Rp12.500. Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah menilai, kenaikan harga Pertamax masih moderat karena berada di bawah harga keekonomiannya, yaitu Rp16.000.
Piter mengatakan, ketetapan harga Rp12.500 lantaran pemerintah tidak ingin membebani masyarakat.
"Saya kira ini sesuai dengan misi Pertamina sebagai badan usaha milik negara yang tidak semata mengejar keuntungan," kata Piter seperti dikutip dari Antara, Rabu (6/4/2022).
Menurutnya, dengan harga sebesar itu bukan berarti Pertamina tetap merugi. Ia menyebut Pertamina masih tetap untung dengan harga tersebut.
Baca Juga: Pertamax dan PPN Naik Jelang Puasa, Ekonom: Inflasi Tinggi, Bunga Kredit Mahal
"Harga Pertamax Rp12.500 per liter masih membuat Pertamina tetap untung, walau untungnya tidak maksimal," ujar Piter.
Ia menyatakan Pertamina untuk menambah pasokan Pertalite. Lantaran sejak Pertamax naik, pengguna BBM itu beralih ke Pertalite yang jauh lebih murah.
"Pertamina seharusnya sudah mempersiapkan pasokan yang cukup," ucapnya.
Baca Juga: Pertamina Sebut Kenaikan Konsumsi Pertalite Hanya Sementara
Selain karena harga Pertamax naik, meningkatnya konsumsi Pertalite juga disebabkan adanya kabar harga Pertalite akan naik. Sehingga masyarakat tambah panik dan spontan mengisi penuh penuh tangki kendaraan mereka sebelum harganya benar-benar naik.
Piter menyampaikan, aksi tersebut hanya bersifat sementara. Syaratnya, pemerintah harus segera menetapkan kebijakan terkait harga Pertalite agar masyarakat tidak panic buying.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.