JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, Indonesia sangat ulet dalam menghadapi berbagai krisis. Yaitu mulai dari krisis moneter pada 1997-1998 hingga yang terbaru yakni pandemi Covid-19.
Hal itu ia sampaikan dalam acara Persiapan Keberangkatan Angkatan 181 dan 182 Beasiswa LPDP di Jakarta, Rabu (16/3/2022).
“Apa yang disebut moral of the story, apa message dari itu (menghadapi krisis)? Dari sisi negara Indonesia adalah negara yang ulet,” kata Sri Mulyani.
Menurut Sri Mulyani, meskipun menghadapi berbagai tekanan dan tantangan, Indonesia tidak mudah pecah dan hancur. Lantaran, pemerintah selalu melakukan reformasi untuk memperkuat pondasi negara.
Baca Juga: Luhut Ungkap Alasan SoftBank Mundur dari Investasi Pembangunan IKN
Sri Mulyani menyebut, dalam 30 tahun terakhir Indonesia telah menghadapi krisis besar seperti krisis moneter pada 1997-1998 yang menimbulkan dampak luar biasa. Yaitu pertumbuhan ekonomi yang anjlok hingga 13 persen.
Kemudian, perbankan saat itu juga bangkrut sampai pemerintah harus mengambil alih bank-bank yang harus ditutup dan menimbulkan biaya sangat besar.
Namun, krisis moneter itu yang kemudian disusul jatuhnya Presiden Soeharto dan pemerintahan Order Baru, menghasilkan banyak reformasi seperti Undang-Undang (UU) Keuangan Negara, UU Perbendaharaan Negara, UU Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Selanjutnya, Indonesia juga terdampak krisis keuangan global tapi pemerintah Indonesia kembali berhasil memanfaatkan momentum ini untuk melakukan reformasi.
Baca Juga: Tenda Jokowi dan Rombongan Saat Kemah di IKN Ternyata Bekas Gempa Poso
“Pada 2008 dan 2009 saat krisis global kita melahirkan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) sebagai badan pengawas keuangan industri keuangan,” ucap Sri Mulyani.
Ia mengatakan, pencapaian-pencapaian tersebut menunjukkan Indonesia bisa bangkit dari krisis dan justru semakin kokoh.
Di sisi lain, krisis memang membuat Indonesia mundur satu sampai dua langkah dari pencapaian-pencapaian yang telah ada. Tapi Sri Mulyani menegaskan, hal itu tidak membuat negara ini mundur permanen.
“Memang sometimes krisis membuat set back. Tapi tidak membuat kita mundur permanen atau breakdown atau hancur. Kita maju lagi maju lagi dan maju lebih baik. Itu moral of the story level negara,” ungkapnya.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.