JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan alasan batalnya investor kakap asal Jepang, SoftBank, berinvestasi di proyek Ibu Kota Negara (IKN), Nusantara.
Pertama, karena pendiri sekaligus CEO Softbank Masayoshi Son tidak akan lagi berada dalam Dewan Pengarah Pembangunan IKN.
Tadinya, dewan tersebut berisikan Masayoshi Son, Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed Bin Zayed (MBZ) dan eks Perdana Menteri Inggris Tony Blair.
"(Posisi Masayoshi di dewan pengarah) enggak lagi," kata Luhut kepada wartawan di Hotel Grand Hyatt Jakarta, Selasa (15/3/2022).
Sementara MBZ dan Tony Blair akan tetap di dalam dewan tersebut, pemerintah Indonesia akan mencari pengganti Masayoshi Son.
Menurut Luhut, alasan selanjutnya adalah pengaruh kinerja internal SoftBank. Yaitu, anjloknya saham perusahaan SoftBank.
Baca Juga: Skema Bisnis Softbank Jepang & IKN Tak Cocok, KSP Pastikan Mundurnya Investor Tak Hambat Pembangunan
"Kalau SoftBank itu memang dari awal sudah mundur dia sejak sahamnya drop," ucap Luhut.
Dalam 6 bulan terakhir, saham SoftBank di bursa saham Jepang memang anjlok. Pada September 2021 lalu masih diperdagangkan di di level 6.542 per lembar saham. Namun kini merosot 34,81 persen dan menjadi 4.265 per lembar saham.
Penyebab berikutnya masih dari internal SoftBank. Luhut menjelaskan, SoftBank memiliki dana investasi yang salah satunya berasal dari Timur Tengah yakni SoftBank Vision Fund.
Perusahaan investasi itu, didirikan pada 2017 dan pendanaannya didukung Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA). Namun kini, keduanya tidak lagi menanamkan dananya dalam SoftBank Vision Fund.
Baca Juga: Luhut Bertemu Putra Mahkota Arab Saudi, Tawarkan Investasi di IKN
"Nah sekarang dana dari yang tadinya ke SoftBank itu dana vision keduanya itu enggak jalan, 100 miliar dollar AS itu, ya itu yang kita coba ambil sekarang dari MBS, dari Saudi dan dari Abu Dhabi," sebut Luhut.
Indonesia pun tengah melobi Arab Saudi untuk berinvestasi langsung di Indonesia, tanpa melalui SoftBank. Beberapa pekan lalu, Luhut memang menemui MBS di Riyadh untuk membahas kelanjutan rencana investasi Arab Saudi di IKN. Indonesia juga akan melakukan hal serupa ke UEA.
Luhut memaparkan, UEA akan masuk ke proyek IKN melalui Sovereign Wealth Fund (SWF) dengan angka 20 miliar dollar AS atau setara Rp286 triliun (kurs Rp14.305 per dollar AS).
"Dari Saudi waktu saya ke sana Putera Mahkota Muhammad bin Salman itu juga minta untuk dia masuk di situ. Nah, kalau beliau angkanya berapa sedang kita sekarang godok, karena kami sedang terus pertemuan secara virtual dengan timnya Muhammad bin Salman," tutur Luhut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.