JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyebutkan, BBM Premium dengan research octane number (RON) 88 sudah pantas dihapus.
Pernyataan ini disampaikan YLKI merespons rencana penghapusan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium pada 2022.
Melansir Tribunnews, Tulus Abadi menyatakan rencana penghapusan terutama dinilai pantas diterapkan di kota-kota besar di Indonesia.
"Untuk kota-kota besar, apalagi selevel Jakarta, Bandung, Surabaya, serta Medan memang sudah pantas Premium dihapus," kata Tulus Abadi dilansir dari Tribunnews, Minggu (26/12/2021).
Lebih lanjut, Tulus juga menyatakan bahwa sebenarnya Premium sempat dihapus pada pemerintahan periode 2016 hingga 2018.
Namun, kata Tulus karena alasan politik kemudian Premium kembali dihadirkan.
"Sebenarnya Premium ini sudah dihapus sejak 2017, tapi dihidupkan lagi pada 2018 karena mau pemilu. Jadi, BBM Premium sering dijadikan komoditas politik," ujar Tulus.
Baca Juga: Pemerintah akan Hapus BBM Premium dan Pertalite, Begini Skemanya
Tulus juga menjelaskan bahwa alasan penghapusan Premium dipengaruhi oleh bahan kandungan BBM dengan RON 88 yang sudah tidak sesuai standar karena kualitasnya kurang bagus untuk lingkungan.
Terlebih hingga saat ini, kata Tulus hanya ada tujuh negara yang masih menggunakan BBM dengan RON 88 atau Premium ini. Salah satunya Indonesia.
"BBM Premium memang jenis BBM yang tidak sesuai standar. Namanya Premium, tapi kualitasnya rendah, tidak sesuai standar Euro 2, hanya tujuh negara masih pakai BBM jenis Premium," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Soerjaningsih mengatakan, Indonesia kini memasuki masa transisi di mana BBM RON 90 akan menjadi bahan bakar peralihan menuju BBM yang ramah lingkungan.
"Kita memasuki masa transisi di mana Premium (RON 88) akan digantikan dengan Pertalite (RON 90), sebelum akhirnya kita akan menggunakan BBM yang ramah lingkungan," kata Soerjaningsih dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, Rabu (22/12/2021).
Adapun saat ini, pemerintah tengah menyusun roadmap BBM ramah lingkungan. Dimana nantinya Pertalite juga akan digantikan dengan BBM yang kualitasnya lebih baik.
"Dengan roadmap ini, ada tata waktu di mana nantinya kita akan menggunakan BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana Pertalite harus dry, harus shifting dari Pertalite ke Pertamax," ujarnya.
Proses shifting Pertalite ke Pertamax akan diatur sedemikian rupa, agar peralihannya tidak menimbulkan gejolak di masyarakat.
"Sehingga kita juga mencermati volume Pertalite yang harus disediakan untuk masyarakat," ucap Soerjaningsih.
Perubahan dari Premium ke Pertalite akan mampu menurunkan kadar emisi CO2 sebesar 14 persen. Sedangkan perubahan Pertalite ke Premium akan menurunkan kembali emisi CO2 sebesar 27 persen.
Baca Juga: Diganti Pertalite, yang Pakai Premium Cuma 7 Negara
Sumber : Kompas TV/Tribunnews
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.