PALEMBANG, KOMPAS.TV- Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menyatakan, kondisi Keuangan Garuda Indonesia mulai tidak sehat saat menggarap penerbangan internasional. Ia pun meminta Garuda kini fokus padan penerbangan domestik saja.
Hal itu terlihat dari data penumpang Garuda selama ini, dimana penumpang penerbangan domestik mendominasi. Yaitu sebanyak 78 persen dari total penumpang yang diangkut Garuda. Penumpang domestik juga sudah menyumbang pendapatan Garuda sebesar Rp1.400 triliun.
Sedangkan jumlah penumpang tujuan luar negeri tercatat hanya 22 persen dengan perolehan Rp300 triliun.
“Garuda harus fokus pada domestik, saya yakin akan kembali sehat, tapi perlu waktu cukup lama,” kata Erick seperti dikutip dari Antara, Senin (25/10/2021).
Baca Juga: Garuda Banyak Digugat dan Utang Setumpuk, Pengamat: Prospek Bisnisnya Masih Bagus
Agar Garuda bisa kembali memulai usahanya dengan normal, Kementerian BUMN juga terus mengawal proses restrukturisasi Garuda. Salah satunya adalah negosiasi untuk meminta keringanan pembayaran utang dengan pihak kreditur dan lesson pesawat.
Namun Erick menegaskan, tidak ada negosiasi terkait penyalahgunaan wewenang dan korupsi. Menurut Erick, salah satu potensi korupsi di Garuda adalah saat menyewa pesawat.
“Negosiasi harus dikerasi terutama mengenai leasing/lessor (pihak yang menyewakan) pesawat yang dikorupsi dan harga terlalu mahal,” ujar Erick.
Saat ini, Garuda memilikimu yang sebesar Rp70 triliun. Garuda juga menyewa pesawat kepada 32 lessor.
Baca Juga: Jika Restrukturisasi Utang Gagal, Garuda akan Digantikan Pelita Air
Sebelumnya, Serikat Pekerja Garuda (Sekarga) meminta Presiden Joko Widodo turun langsung menangani masalah Garuda Indonesia. Ketua Harian Sekarga Tomy Tampatty menyatakan, pihaknya mencurigai ada konspirasi dibalik opsi pailit Garuda.
Tomy menegaskan siap dipanggil Presiden Jokowi untuk membeberkan kondisi yang sebenarnya di Garuda.
"Mudah-mudahan Presiden Jokowi secepatnya memanggil kami untuk memberikan penjelasan dan data korupsi," kata Tomy kepada Kompas TV, Minggu (24/10/2021).
Baca Juga: Ingin Temui Jokowi, Sekarga Siap Beberkan Data Korupsi di Garuda
Tomy menyampaikan, Sekarga sudah ragu dengan Kementerian BUMN karena banyak kepentingan yang bermain. Karyawan Garuda juga tidak rela kalau sampai Garuda diputuskan pailit.
"Kementerian BUMN kami sudah ragu, terlalu banyak bermain yang tidak jelas. Manajemen juga pilih PKPU, karyawan tidak rela kalau pailit. Kementerian BUMN menyakiti jutaan pelanggan setia," tutur Tomy.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.