JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan, ekonomi Indonesia dapat tumbuh sampai level tertinggi di angka 4,5 persen pada akhir 2021.
"Untuk keseluruhan tahun diproyeksikan pertumbuhan ekonomi mencapai 3,7 persen sampai 4,5 persen," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita Edisi Agustus 2021 yang disiarkan lewat kanal YouTube Kemenkeu pada Senin (23/8/2021).
Sri Mulyani menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia mendekati level yang teratas yakni 4,5 persen namun dengan sejumlah catatan.
Catatan tersebut yaitu apabila pemulihan bisa berjalan mulai September hingga akhir tahun 2021 tanpa disrupsi Covid-19 atau penularan wabah tersebut bisa terjaga.
Baca Juga: Sri Mulyani Jabarkan 4 Aspek Pertimbangan Kenaikan Tarif Cukai Rokok 2022
Sri Mulyani menuturkan, proses pemulihan ekonomi terjadi pada kuartal kedua. Hal itu bisa terlihat dari kondisi yang benar-benar bisa pulih hingga tumbuh mencapai 7,07 persen.
Sedangkan pada kuartal pertama, pemerintah masih menerapkan pembatasan sosial demi menekan angka penyebaran virus selama musim libur Natal dan Tahun Baru. Kebijakan itu pun terus berlanjut hingga bulan Maret.
"Kuartal I recovery kita belum kuat, karena di akhir tahun dalam rangka libur musim Natal dan Tahun Baru, kita masih ada PPKM yang berlanjut di Februari-Maret," kata dia.
Baca Juga: Puan Ingatkan Pemerintah: Utamakan Gunakan APBN 2022 untuk Penyelamatan Rakyat
Selain itu, Sri Mulyani menambahkan, ekonomi Indonesia dapat tumbuh di angka 4,5 persen dengan disokong pula dari neraca perdagangan yang baik, sektor keuangan relatif stabil, serta indeks nilai tukar yang mengalami perbaikan.
Diketahui, nilai tukar sampai 23 Agustus mengalami minus koreksi sampai dengan minus 2,6 persen jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Meski minus, hal itu masih relatif cukup baik.
Adapun saat ini, lanjut Sri Mulyani, kondisi perekonomian Indonesia sudah melewati level sebelum terjadi pandemi Covid-19.
Hal tersebut, kata dia, tercermin dari Produk Domestik Bruto (PDB) riil pada triwulan II-2021.
Baca Juga: Jokowi: Belanja Negara dalam RAPBN 2022 Sebesar Rp2.708,7 Triliun
"PDB riil kita pada triwulan II tahun ini mencapai Rp2.773 triliun, melewati level Rp2.735 triliun di triwulan II-2019," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani menjelaskan, perekonomian Indonesia memang mengalami penurunan akibat adanya pandemi Covid-19.
Namun demikian, penurunan tersebut relatif lebih ringan untuk keseluruhan tahun 2020. Meskipun pada triwulan II-2020 ekonomi terkontraksi hingga 5,3 persen.
Namun, Sri Mulyani meyakini perekonomian domestik akan kembali pulih secara bertahap.
Baca Juga: PKS: Realokasi APBN Jangan Sekadar Geser Slot, tapi Harus Berpihak ke Keselamatan Rakyat
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.