JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengaku kerap dikejar Bank Dunia untuk menyetujui berbagai program pinjaman atau utang yang diusung lembaga keuangan itu untuk pemerintah Indonesia.
Hal itu lantaran saat ini seluruh pinjaman luar negeri perlu mendapatkan persetujuan Bappenas.
"Saya tidak perlu sebut (programnya), tapi World Bank misalnya, mengejar Bappenas untuk menyetujui semua program," kata Suharso saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (23/06/2021).
Namun, Bappenas selalu melihat secara detail program-program pinjaman luar negeri yang diusulkan Bank Dunia.
Sehingga Bappenas juga sering menolak tawaran pinjaman itu karena tidak sesuai dengan program pemerintah.
"Bappenas hanya melihat programnya saja, apakah patut atau tidak patut. Sejauh mana ini bagus dilakukan, kalau tidak cocok kami tolak, sama sekali saya bilang tidak bener ini. Jadi kami banyak menolak hibah, kami juga banyak menolak pinjaman," ujar Suharso.
Baca Juga: Audit BPK: Utang Pemerintah 2020 Melebihi Kebutuhan, Khawatir Tak Bisa Dibayar
Lembaga seperti World Bank, IMF, ADB IDB, dan lainnya memang rutin memberikan pinjaman melalui berbagai program.
Tenor lebih panjang dan bunga yang ditawarkan tentunya jauh lebih rendah dibandingkan dengan pasar.
"Risikonya adalah adanya potensi tambahan biaya apabila terjadi keterlambatan pelaksanaan program. Kemudian nilai tukar dan tingkat bunga," terangnya.
Pinjaman dari Bank Dunia yang paling baru adalah sebesar 500 juta dollar AS pada 19 Juni lalu. Pinjaman itu akan digunakan untuk memperkuat sistem kesehatan nasional.
Misalnya untuk penambahan tempat isolasi pasien virus corona (Covid-19), tempat tidur rumah sakit, penambahan tenaga medis, lab pengujian, serta peningkatan pengawasan, dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi.
Baca Juga: Per Mei 2021, Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp309,3 T untuk Biayai APBN
Pinjaman tersebut juga akan dipakai pemerintah untuk memperluas program vaksinasi Covid-19.
Pada 10 Juli 2021 lalu, Bank Dunia juga sudah menyetujui utang baru yang diajukan pemerintah Indonesia sebesar 400 juta dollar AS.
Sehingga total utang baru yang ditarik Indonesia dari Bank Dunia selama bulan Juni 2021 yakni sudah mencapai sebesar 900 juta dollar AS atau setara dengan Rp 13,04 triliun (kurs Rp 14.480).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.