JAKARTA, KOMPAS.TV - Untuk mengurangi ketergantungan impor pada garam industri, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sudah membuka pintu investasi selebar-lebarnya untuk investor lokal maupun asing.
Kualitas garam industri yaitu minimal punya kadar 97 persen NaCl cenderung sulit diolah.
Hanya investasi yang bisa menyelesaikan permasalahan impor ini.
"Produksi garam kita tidak kalah dengan luar dalam arti untuk konsumsi. Nah pertanyaan yang kita butuhkan sekarang ialah kita harus meyakinkan industri pengolahan garam yang ada itu harus penempatannya tidak jauh dari kebutuhan," ujar Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves, Safri Burhanuddin.
Sementara itu, sebelumnya keputusan pemerintah mengimpor garam sebanyak 3,07 juta ton dikeluhkan petani garam lokal.
Angka impor ini merupakan yang tertinggi dan lebih besar 20 persen dari kebutuhan garam nasional.
Impor garam meskipun jenis kualitas industry selalu dibarengi dengan rendahnya penyerapan garam lokal.
Akibatnya harga garam krosos di tingkat petani terus merosot.
Memiliki garis pantai terpanjang di dunia yaitu lebih dari 95.000 kilometer, menjadi ironi bahwa Indonesia sulit mewujudkan swasembada garam.
Penatin garam lokal-pun meminta pemerintah mengevaluasi semua program yang berjalan dan secara bertahap mengurangi impor.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.