JAKARTA, KOMPAS.TV- Pemerintah akan mengimpor beras sebanyak 1 juta hingga 1,5 juta ton tahun ini. Impor dilakukan untuk menjaga pasokan beras dalam negeri. Lantaran pemerintah sudah banyak mengeluarkan stok beras untuk kebutuhan khusus.
Seperti program bantuan sosial beras saat penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), antisipasi dampak banjir, dan pandemi covid-19.
Namun para petani memprotes langkah pemerintah itu. Ketua Kelompok Tani Sarwo Dadi Desa Baleraksa, Karangmoncol, Purbalingga, Fajar menyatakan, saat ini harga gabah sedang turun karena masuk musim panen.
Baca Juga: Jelang Bulan Puasa, Pemerintah akan Impor Beras hingga Gula
Ditambah lagi dampak pandemi Covid-19, sehingga membuat kondisi petani memburuk.
"GKP (gabah kering panen) Rp 300.000 per kuintal. Normalnya Rp 350.000 per kuintal. (Di tingkat petani Purbalingga) beras sekarang Rp 7.800-8.000 per kg," kata Fajar seperti dikutip dari Kompas.com, Senin (15/03/2021).
Fajar pun khawatir harga gabah di tingkat petani makin anjlok karena ulah spekulan, kalau pemerintah mengimpor beras.
"Di masa pandemi Covid-19 sektor pertanian paling kuat bertahan ekonominya, tapi pemerintah hanya menilai tidak memikirkan nasib para petani. Ditambah lagi pemerintah pusat akan mengimpor beras. Petani ditenggelamkan lagi, petani hanya sebagai slogan negara belaka," tambah Fajar.
Baca Juga: Wacana Impor Beras Usai Presiden Jokowi Serukan Benci Produk Asing, Ini Alasannya
Ia pun berharap pemerintah mempertimbangkan kembali rencana mengimpor 1 juta ton beras.
Di sisi lain, Menteri Perdagangan M Lutfi mengatakan, beras impor itu nantinya akan digunakan sebagai iron stock.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.