JAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden Jokowi melantik lima Dewan Pengawas Lembaga Pengelola Investasi (LPI) bernama Indonesia Investment Authority (INA), di Istana Negara. INA adalah lembaga pengelola investasi milik negara alias sovereign wealth fund.
Mereka adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Sementara tiga anggota lainnya merupakan unsur profesional dan independen yang dipilih melalui uji kelayakan dan kepatuhan di DPR. Mereka adalah Haryanto Sahari, Yosua Makes, dan Darwin Cyril Noerhadi.
Baca Juga: Proyek Banyak, Dana Cekak? SWF Jadi Tumpuan - BUSINESS TALK (Bag 1)
Haryanto Sahari saat ini menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Bukit Barisan Indah Prima sejak September 2011, ia juga tercatat sebagai Komisaris Independen Bank Permata.
Sedangkan Yozua Makes merupakan pengacara dengan pengalaman 30 tahun di bidang corporate finance. Ia juga pengusaha hotel dan restoran dengan brand Plataran.
Sementara Darwin Cyril Noerhadi adalah Komisaris Utama (Independen) PT Mandiri Sekuritas dan Komisaris (Independen) PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. Ia juga sempat menduduki kursi Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Direktur Utama PT KDEI, Direktur Eksekutif PT Danareksa dan Komisaris RS Hermina.
Baca Juga: Kunjungi Tokyo, Luhut Pastikan Jepang Investasi Rp57 T untuk SWF Indonesia
"Saya yakin dengan rekam jejak para profesional ini yang memiliki pengalaman dan reputasi yang baik, kita harapkan INA ini mendapatkan kepercayaan baik dari dalam negeri maupun internasional. Sehingga alternatif pembiayaan yang kita harapkan untuk pembangunan betul-betul bisa kita raih dalam jumlah yang besar," ujar Jokowi di Istana Negara, Rabu (27/1).
Jokowi berharap INA bisa segera beroperasi untuk menarik investasi. Oleh karena itu Kepala Negara Republik Indonesia itu meminta penunjukkan direksi segera dilakukan oleh Dewas INA.
"Saya minta agar paling lambat minggu depan sudah juga terbentuk (dewan direksi) dan setelah itu langsung bekerja, tancap gas, sesuai dengan yang kita rencanakan," pungkasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.