JAKARTA, KOMPAS.TV - Di tengah badai pandemi, ada kabar baik datang untuk perdagangan Indonesia, terutama perdagangan Indonesia-Amerika Serikat.
Hadi 2 tahun lalu, United States Trade Representatives, kantor dagangnya Amerika Serikat, mengevaluasi negara-negara yang masih dapat kebaikan hati Amerika Serikat melalui generalized system preferences.
Nah Indonesia diputuskan masih dapat GSP ini. Jadi apa itu GSP?
GSP adalah kebijakan pemerintah amerika serikat untuk membebaskan tarif bea masuk dari produk ekspor negara berkembang.
Nah ini sifatnya unilateral, jadi Amerika Serikat bisa kapan saja mengevaluasi kebijakan ini, dan diselesaikan tanpa kerja sama atau kesepakatan 2 pihak yang berdagang.
Karena ini kebijakan "kebaikan hati" Amerika Serikat. Indonesia sendiri sudah 40 tahun dapat fasilitas ini.
Dari 3.572 pos tarif, produk dari Indonesia yang dapat bea masuk adalah sebanyak 729 pos tarif.
Termasuk di dalamnya ada produk pertanian, manufaktur, perikanan dan produk primer.
Nah tahun ini Indonesia lolos lagi dapat GSP, karena dianggap mampu mengatasi masalah perdagangan antara Amerika Serikat dan Indonesia, sebagai hadiah diberikanlah bebas bea cukai ini.
Seberapa besar dan signifikannya sih GSP ini?
Dari data bisa menunjukkan bahwa nilai perdagangan barang-barang yang diberi kebijakan bebas bea cukai ini bertambah, padahal sedang pandemi.
Kalau tahun lalu nilai barang yang dapat gsp adalah 13,1 persen dari total ekspor Indonesia ke Amerika Serikat.
Sementara kenaikan untuk tahun ini dibanding periode yang sama tahun lalu adalah 10,6 persen.
Nah kebijakan ini juga jadi angin segar buat indonesia, karena berarti barang-barang dari Indonesia yang masuk Amerika Serikat harganya bisa lebih murah karena bea masuk rendah atau bahkan ga ada bea masuk, dan jadi kompetitif.
Apalagi kebanyakan produknya adalah produk UMKM.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.