JAKARTA, KOMPASTV. Tangan dingin Erick Thohir sebagai Menteri BUMN mereformasi struktur aset perusahaan milik negara, kembali beraksi. Kali ini BUMN yang disasar adalah bank syariah. Di bawah rezim Erick Thohir, tiga bank BUMN yaitu Bank Mandiri (Kode saham: BMRI, Kompas100), Bank Negara Indonesia (BBNI, Kompas100) dan Bank BRI Syariah (BRIS), akan meyepakati conditional merger agreement alias perjanjian penggabungan aset.
Sederhananya, semua aset bank syariah milik negara akan dilebur menjadi satu, dan melahirkan bank syariah raksasa. Total tiga aset bank syariah BUMN di luar Bank Tabungan Negara Syariah (BTN) sampai semester pertama 2020 adalah Rp 214,78 triliun.
Aset paling besar milik Bank Syariah Mandiri (BSM-anak usaha Bank Mandiri) yaitu Rp 114,4 triliun, disusul BNI Syariah Rp 50,78 triliun dan BRI Syariah Rp 49,6 triliun rupiah. Dari ketiga bank ini, yang sebagian sahamnya dijual ke publik alias tercatat di Bursa Efek Indonesia adalah Bank BRI Syariah (BRIS).
Rencanannya, Bank Syariah Mandiri akan akan menjadi pemegang saham pengendali dengan komposisi kepemilikan sampai 50%.
Membangunkan Raksasa Tertidur
Jika semua proses berjalan lancer dan selesai di Februari 2021, bank syariah raksasa ini akan berganti nama menjadi Bank Amanah (dikutip dari Kontan). Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Indonesia harus bisa menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah di dunia.
Baca Juga: Bank Syariah Milik BUMN Bakal Merger di Tahun 2021, Ini Penjelasannya
Langkah pertama yang dilakukan adalah merger atau menggabungkan aset bank syariah BUMN. Merger secara jangka panjang juga diyakini bisa membuat biaya investasi lebih efisien, yang artinya bank semakin bisa mengoptimalkan perolehan imbal hasil atau laba.
"Menjadi satu keluarga besar. Langkah ini merupakan tonggak sejarah untuk kita semua. Tonggak pertama persiapan dan tinjauan-tinjauan untuk merealisasikan rencana penggabungan bank bank syariah nasional," kata Erick dalam video yang berdurasi singkat, yang dikutip Selasa (13/10).
Menurut hitungan pemerintah, Indonesia masih tertinggal dari negara Islam lainnya dalam mewujudkan ekonomi berbasis syariah.Secara umum, industry perbankan syariah di Indonesia sulit keluar dari jebakan asset 5%. Maksudnya, aset bank syariah di peta aset perbankan nasional belum pernah tembus di atas 5%. Dengan populasi muslim terbesar di dunia, ekonomi syariah di Indonesia ibarat raksasa yang tertidur. Merger dan ekspansi bank syariah BUMN ibarat sedang membangunkan sang raksasa. (Dyah Megasari)
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.