BEIJING, KOMPAS.TV - Ketegangan China dan Amerika Serikat terus meningkat. Namun, pihak China menegaskan tak ingin menjadi negara seperti rivalnya itu.
AS dan China disebut bakal memulai perang dingin kedua. Sejumlah masalah antara kedua negara di tahun ini menjadi penyebabnya.
Meski begitu, Pensihat Pemerintah China dan Kementerian Luar Negeri, Wang Yi menegaskan pihaknya tak ingin hal itu terjadi.
Baca Juga: Situs Kuno Tembok Besar China Kondisinya Rusak dan Butuh Pemeliharaan Serius!
Dia mengatakan China bukanlah Uni Sovyet. Wang Yi juga menegaskan negaranya tak ingin menjadi negara digdaya seperti AS.
“Kami tak pernah berkeinginan menjadi AS yang lain. China tak pernah ingin mengekspor ideologi, dan tak pernah berniat mencampuri urusan dalam negeri negara lain,” katanya kepada Xinhua.
AS memang beberapa kali mencampuri urusan dalam negeri China, salah satunya terkait masalah Hong Kong.
Selain itu, AS juga ikut campur dalam masalah Muslim Uighur. Bahkan pihak AS memberikan sanksi untuk China.
Sebelumnya, sejumlah pejabat AS mengungkapkan China ingin menggantikan AS sebagai kekuatan dominan.
Baca Juga: AS Ingin Embargo Senjata Iran Diperpanjang, DK-PBB Akan Lakukan Pemungutan Suara
Beberapa di antaranya adalah Penasihat Keamanan Nasional, Robert O’Brien dan Menter Luar Negeri AS, Mike Pompeo.
Pihak China pun membantahnya. Wang menegaskan saat ini hubungan kedua negara tengah menghadapi tantangan terberat sejak kerja sama mereka terbentuk.
“Akar permasalahan adalah beberapa politikus AS yang bias dan tak suka kepada China menggunakan kekuatannya untuk mencoreng China, dan menghalangi hubungan normal kedua negara dengan berbagai dalih,” katanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.