PYONGYANG, KOMPAS.TV - Sejumlah pejabat partai berkuasa di Korea Utara, Partai Buruh, diduga terlibat penyelundupan emas.
Hal itu terkuat setelah tujuh orang penyelundup ditangkap karena berusaha mengirimkan sejumlah besar emas ke Cina
Kepolisian Korea Utara dikabarkan melakukan penangkapan terhadap para penyelundup itu di perbatasan Hyesan pada awal bulan ini.
Baca Juga: Pelanggaran HAM Muslim Uighur, AS Beri Sanksi Pada Wakil Pemerintah China di Xinjiang
Mereka pun mengungkapkan ada sejumlah pejabat yang terlibat dalam usaha penyelundupan itu.
“Mereka mengaku saat melakukan investigasi bahwa sejumlah emas yang berusaha diselundupkan berasal dari pejabat partai pusat,” tutur sumber pengadilan di Ryanggang kepada RFA Korean Service.
“Beberapa penyelundup ditemukan membawa sejumlah besar emas dari Hyesan atas instruki pejabat parta pusat. Pejabat itu menyembunyikan identitas mereka dan menyewa penyelundup untuk membawa emas itu ke China,” lanjutnya.
Baca Juga: PBB Laporkan Ratusan Wanita di Korea Utara Alami Kekerasan Seksual di Penjara
Sumber itu pun menyebut para penyelidik untuk tak banyak memberi informasi mengenai insiden tersebut karena tekanan dari pimpinan Korea Utara, Kim Jong-UN, dan Departemen Kemanan Negara.
Pasalnya, kejadian ini akan memberikan banyak implikasi ketika diumumkan ke masyarakat.
“Sadar akan dampak serius yang mungkin timbul dari insiden itu, departemen keamanan provinsi fokus menjaga mulut orang-orang dalam kasus tersebut. Mereka tak ingin seluruh cerita tersebar ke dunia luar,” lanjutnya.
Baca Juga: Wabah Covid-19 Landa Korea Utara, Kedutaan Besar Rusia Evakuasi 27 Warganya
Penyelundupan ini disinyalir terkait dengan pertumbuhan ekonomi Korea Utara yang tengah meningkat, setelah kondisi cuaca yang baik membuat pertanian negara itu melesat.
Bank Nasional Korea Selatan mengungkapkan pertumbuhan GDP Korea Utara meningkat 0,4 persen tahun lalu dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun, sanksi ekonomi karena pengembangan nuklir diyakini bakal menghambat perkembangan ekonomi Korea Utara secara pesat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.